Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantu Pemulihan Pasca-gempa, Pemerintah Ekuador Tarik Pajak Tinggi kepada Para Miliarder

Kompas.com - 22/04/2016, 21:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

Kompas TV 2 WNI Terluka akibat Gempa di Jepang
Sumber BBC.com

KOMPAS.com — Presiden Ekuador Rafael Correa akan mengenakan pajak tinggi bagi miliarder di negaranya.  Langkah ini diambil untuk membantu biaya pembangunan setelah negaranya dilanda gempa pada Sabtu pekan lalu. Tidak hanya miliarder, para jutawan di Ekuador juga akan dikenakan pajak tinggi.

Sebagaimana yang diketahui, pada Sabtu (16/4/2016), Ekuador diguncang gempa berkekuatan 7,8 skala Richter (SR). Setidaknya 570 orang tewas akibat gempa tersebut.

"Biaya pembangunan untuk semua gedung dan rumah sebesar 3 miliar dollar AS, dan kami akan himpun melalui pajak tersebut," kata Presiden Rafael Correa.

Sebelum gempa terjadi, Bank Dunia telah meramalkan, ekonomi Ekuador akan menyusut sebanyak 2,0 persen tahun ini. Hal itu disebabkan penurunan harga minyak dalam beberapa bulan terakhir.

Presiden Correa meminta masyarakat Ekuador dari semua lapisan untuk berkontribusi menyumbang dana pembangunan akibat gempa tersebut.

Tidak hanya kenakan pajak kepada miliarder dan jutawan, Correa juga mengambil langkah-langkah lain guna menghimpun dana pembangunan pasca-gempa.

Langkah tersebut, antara lain, menaikkan pajak penjualan dari 12 persen menjadi 14 persen untuk satu tahun saja.

Orang yang pendapatannya lebih dari 1 juta dollar AS per tahun dalam aset akan membayar pajak 0,9 persen dari kekayaan mereka.

Siapa pun yang berpendapatan lebih dari 1.000 dollar AS per bulan akan membayar setara dengan gaji satu hari.

Sementara itu, orang yang berpendapatan lebih dari  2.000 dollar AS per bulan akan membayar dengan jumlah setara gaji dua hari kerja, dan seterusnya sampai pendapatan 5.000 dollar AS per bulan.

"Ini adalah bentuk dari cara masyarakat modern merespons bencana dan ikut berkontribusi terhadap pemulihan tanah airnya sendiri," ujar Correa.

Menurut data yang diterima, ada sekitar 231 orang hilang dan sekitar 4.000 orang luka-luka akibat gempa tersebut.

Ribuan orang telah kehilangan tempat tinggal, membuat mereka rentan terhadap air minum yang kotor dan penyakit.

Warga negara asing yang ikut menjadi korban antara lain Inggris, Irlandia, Kanada, Kolombia, Kuba, dan Republik Dominika.

Fokus saat ini adalah mencari korban dari reruntuhan gempa. Gempa tersebut juga merusak sistem komunikasi, transportasi, dan sanitasi di Ekuador.

Unicef memperingatkan bahwa terdapat 150.000 anak yang menjadi korban dari gempa tersebut. 

Upaya penyelamatan terhambat akibat lambannya bantuan yang datang. Selain itu, saat ini ada beberapa kota yang warganya hidup tanpa listrik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Harga Bawang Putih Masih Tinggi, KSP Bakal Panggil Para Importir

Whats New
Berantas 'Bus Bodong', PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Berantas "Bus Bodong", PO yang Langgar Aturan Harus Disanksi Tegas

Whats New
Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Wamen BUMN Ungkap Ada Wacana Kementerian Perumahan

Whats New
Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Pemerintah Kaji Skema KPR Subsidi Buat Pekerja Gaji Rp 8 Juta-Rp 15 Juta

Whats New
Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Emiten Prajogo Pangestu BREN Targetkan Capex Rp 2,5 Triliun Tahun Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com