Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Buktikan, Orang Miskin Lebih Sering Bersosialisasi Ketimbang Orang Kaya

Kompas.com - 09/05/2016, 13:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

ATLANTA, KOMPAS.com - Anda mungkin penasaran, apa yang dilakukan orang-orang super kaya dalam memanfaatkan waktu luang mereka. Sebuah studi terbaru menemukan perbedaan kebiasaan antara orang kaya dan orang miskin dalam menghabiskan waktu.

Beberapa waktu lalu, para peneliti dari Emory University dan University of Minnesota, Amerika Serikat mengukur hubingan antara jumlah kekayaan dan seberapa sosial seseorang.

Hasilnya, semakin kaya seseorang, maka semakin sedikit waktu yang dihabiskan untuk bersosialisasi.

Intinya, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang kaya cenderung menghabiskan sedikit waktu untuk bersosialisasi dengan keluarga maupun tetangga.

Para peneliti menggunakan dua set data besar, yakni 30.000 responden dari General Social Survey yang mencakup warga dewasa AS dan dilakukan satu hingga dua kali setahun sejak tahun 1972.

Data lainnya adalah 90.000 responden American Time Use Survey antara tahun 2002 dan 2011.

Dalam survei itu ditanyakan tentang pendapatan dalam rumah tangga dan bagaimana para responden menghabiskan waktu bersama kerabat, tetangga, dan teman.

Akhirnya, survei mengindikasikan bahwa orang dengan pendapatan lebih tinggi menghabiskan lebih sedikit waktu di pagi maupun malam hari untuk bersosialisasi.

Secara spesifik, General Social Survey menunjukkan, orang-orang berpendapatan tinggi atau sekitar 125.000 dollar AS menghabiskan 217 malam untuk berosialisasi dalam setahun.

Ini dibandingkan dengan 223 malam yang dihabiskan orang berpendapatan lebih rendah atau sekitar 40.000 dollar AS.

Sementara itu, survei American Time Use menunjukkan, orang dengan pendapatan tinggi yakni sekitar 105.000 dollar AS menghabiskan sekira 10 menit lebih banyak untuk sendirian per hari ketimbang orang berpendapatan lebih rendah, yakni sekitar 40.000 dollar AS.

Nah, faktor apa yang menyebabkan kecenderungan ini? Emily Bianchi, salah satu anggota tim peneliti, menyatakan bahwa kebanyakan orang sekarang dapat membayar seseuatu yang dulunya biasa digantungkan kepada keluarga atau tetangga.

Bianchi mencontohkan, saat ini banyak orang menggunakan sistem alarm keamanan rumah saat bepergian.

Padahal, dulunya keluarga atau tetangga kerap diminta ikut menjaga atau mengawasi rumah saat yang bersangkutan bepergian.

"Sejalan dengan semakin kayanya warga, maka akan semakin terlihat individualisme. Dengan kata lain, orang akan semakin jarang berinteraksi dengan sesama dan semakin tidak terlibat di dalam komunitasnya," jelas Bianchi.

Kompas TV Kini, Semua Bisa Jadi Orang Kaya â?? Ultimate U eps 13 bagian 1
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com