Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uber Nyatakan Tak Gantikan Transportasi Umum yang Sudah Ada

Kompas.com - 18/05/2016, 17:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Perusahaan penyedia transportasi berbasis aplikasi Uber kini sudah hadir di 70 negara dan 400 kota di dunia.

Meskipun demikian, Uber menyatakan kehadirannya tidak menggeser atau menggantikan peran sarana transportasi yang sudah ada.

Pakar transportasi Uber Amy Smith menyatakan, berdasarkan riset di bidang transportasi dan tata kota yang dilakukan oleh Uber di kantor pusatnya di San Francisco, Amerika Serikat, ada beberapa hal yang diberikan Uber kepada masyarakat.

Namun, kata Amy, pada dasarnya Uber hadir sebagai pelengkap atau komplementer bagi sarana transportasi.

“Hal pertama adalah menghubungkan masyarakat. Uber melayani area-area yang tidak dapat dijangkau transportasi publik,” kata Amy di kantor Uber di Jakarta, Rabu (18/5/2016).

Amy menyatakan, 24 persen perjalanan Uber di Jakarta melayani kawasan di sekitar pusat kota.

Hal ini pun terjadi di kota lain di dunia, yakni London di mana 20 persen perjalanan Uber di sana adalah dari atau menuju kawasan di mana transportasi publik relatif sulit dijangkau.

Hal lain adalah Uber melengkapi sarana transportasi publik yang sudah ada.

Amy menuturkan, di kota Medellin, Kolombia, Uber hadir untuk menghubungkan pengguna menuju stasiun kereta api.

Sehingga, perjalanan didominasi rute dari dan atau menuju stasiun.

Hal serupa juga terjadi di New Delhi, India.

Amy menjelaskan, di ibukota India tersebut, Uber dimanfaatkan masyarakat untuk menghubungkan mereka dari dan atau menuju stasiun metro.

Dengan demikian, Uber digunakan secara berdampingan dengan kereta.

“Ini adalah alternatif. Kami ingin mereka (masyarakat) meninggalkan mobil di rumah. Mereka menggunakan Uber dan transportasi publik lain, sehingga Uber dan transportasi publik lainnya saling melengkapi,” kata Regional General Manager Uber Asia Pacific Mike Brown pada kesempatan yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com