Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Pekerja di Pabrik Walmart, H&M, dan Gap Memprihatinkan

Kompas.com - 02/06/2016, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

NEW YORK, KOMPAS.com - Menurut sebuah lembaga yang memperjuangkan hak-hak pekerja, para pekerja di pabrik-pabrik yang memasok Walmart, H&M, dan Gap masih dieksploitasi dalam kondisi yang kurang baik. Padahal, tiga tahun sebelumnya terjadi kecelakaan mematikan di pabrik di Bangladesh.

Asia Floor Wage Alliance melaporkan, para pekerja di Bangladesh, Kamboja, India, dan Indonesia yang membuat produk pakaian untuk Walmart menghadapi eksploitasi dan kekerasan tenaga kerja secara intensif.

Asia Floor Wage Alliance adalah koalisi internasional uni perdagangan dan organisasi hak asasi manusia. Tahun 2013 lalu, sebuah bangunan runtuh di Bangladesh dan menewaskan 1.127 orang pekerja pabrik garmen.

Peristiwa ini memperoleh sorotan internasional tentang korban yang harus melayang nyawanya saat membuat pakaian murah dan cepat untuk negara-negara yang lebih kaya seperti Amerika Serikat.

Akan tetapi, rangkaian laporan dari Asia Floor Wage Alliance menyatakan masih minimnya upaya untuk memperbaiki kondisi para pekerja pabrik garmen di negara-negara berkembang di Asia.

Laporan tersebut mengindikasikan adanya pelanggaran terhadap hak-hak para pekerja. Dalam menyusun laporannya, Asia Floor Wage Alliance mewawancarai 344 pekerja yang kebanyakan adalah wanita.

Mereka bekerja di 80 pabrik yang masuk ke dalam rantai pasok Walmart. Laporan ini menyatakan pula banyak pekerja, utamanya di Kamboja dan India, mengeluhkan adanya pelecehan seksual.

Namun demikian, laporan tersebut mengidentifikasikan masalah spesifik di setiap negara. Sebagai contoh, sebagian besar pekerja di pabrik Kamboja yang memasok Walmart bekerja di bawah kontrak yang amat eksploitatif.

Mereka pun bekerja dalam kondisi yang tak aman, upah rendah, tidak memperoleh manfaat, dan pinalti berat bila terlibat dalam aktivitas serikat pekerja.

Walmart juga dikabarkan menolak menandatangani Persetujuan Keselamatan Gedung dan Kebakaran, yakni sebuah pakta yang dibuat oleh 190 merek busana dan uni perdagangan guna menginspeksi pabrik-pabrik terkait keselamatan kebakaran, listrik, dan struktur bangunan.

Peritel mode Gap juga menolak pakta ini. Sebaliknya, Gap dan Walmart membentuk kumpulan yang dinamakan Aliansi Keselamatan Pekerja Bangladesh.

Akan tetapi, aliansi tidak juga memperbaiki kondisi para pekerja. Dalam laporan terpisah, Gap juga disoroti karena para pekerjanya mengalami waktu kerja lembur, upah yang rendah, hukuman fisik, dan pemberhentian secara ilegal di Bangladesh, termasuk jika pekerja dalam keadaan mengandung.

"Gap berada di belakang brand lainnya dalam komitmen mereka untuk memberikan pekerjaan yang layak dan lingkungan kerja yang aman," jelas laporan itu.

Peritel mode H&M juga menyetujui Persetujuan Keselamatan Gedung dan Kebakaran, seperti halnya Adidas, American Eagle, Fruit of the Loom, dan Abercrombie & Fitch.

Namun, ini tak menghentikan Asia Floor Wage Alliance dalam menyoroti H&M terkait kondisi pekerja, di mana mereka mengalami eksploitasi tinggi dan pelecehan, khususnya di Kamboja dan India.

Kompas TV "Stylish" Bareng Ayla Dimitri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Taati Aturan Pemda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com