Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asumsi Harga Minyak Mentah Indonesia Jadi 40 Dollar AS Per Barrel pada RAPBN-P 2016

Kompas.com - 15/06/2016, 15:50 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan mengubah asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) dari 35 dollar AS menjadi 40 dollar AS per barrel pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P).

Padahal sebelumnya Komisi VII DPR telah memutuskan harga ICP pada APBN-P sebesar 45 dollar AS per barrel.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Suahasil Nazara mengatakan harga tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain ada kecenderungan minyak dunia melebihi pasokan dan negara-negara penghasil minyak OPEC belum ada kesepakatan untuk mengurangi pasokan.

"Namun biasanya di bulan sekitar Agustus, September dan Oktober ada penurunan. setelah pada musim dingin akan naik lagi. Karena itu, kami memperkirakan asumsi ICP yang lebih realistis di angka 40 dollar AS per barrel untuk tahun 2016," ujar Suahasil Nazara, di Ruang Sidang Banggar DPR, Jakarta, Rabu (15/6/2016).

Menurut Suahasil jika harga ICP 45 dollar AS per barrel maka pada bulan Juli-Desember rata-rata ICP harus diangka 54 dollar per barrel.

Sehingga akan menyebabkan penerimaan negara migas tidak akan terpenuhi di Semester II. Kemudian untuk lifting minyak bumi dan gas Suahasil menyetujui asumsi yang ditetapkan oleh Komisi VII yakni 820.000 barel per hari untuk lifting minyak dan untuk gas sebanyak 1,15 juta setara minyak per hari.

Jumlah itu turun dari asumsi awal pemerintah sebanyak 830.000 barrel per hari untuk lifting minyak dan lifting gas sebanyak 1,30 juta setara minyak per hari.

"Rasanya kemungkinan kita bisa dapatkan. karena masih bisa dicari sumber-sumber lain oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)," ujar Suahasil.

"Ada satu lagi, angka yang penting yaitu cost recovery yang diputuskan komisi VII untuk diturunkan menjadi 9 miliar dollar AS dari 11 miliar dollar AS. Penurunan ini bisa memberikan dampak kepada produksi minyak kita," pungkas Suahasil.

Kompas TV Bagaimana Posisi Harga Minyak Dunia?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Whats New
Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Whats New
Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Whats New
Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Whats New
Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Whats New
Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Whats New
Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Whats New
United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

Whats New
Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Whats New
Cerita Jokowi, Dulu 'Dicuekin' Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Cerita Jokowi, Dulu "Dicuekin" Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Whats New
Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Whats New
Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Whats New
UMKM Binaan BTN Perkenalkan Produk di China

UMKM Binaan BTN Perkenalkan Produk di China

Whats New
Kelakar Jokowi: Mana Mungkin Aguan Cs Mau Investasi Rp 20 Triliun di IKN Kalau Tak 'Cuan'

Kelakar Jokowi: Mana Mungkin Aguan Cs Mau Investasi Rp 20 Triliun di IKN Kalau Tak "Cuan"

Whats New
Soal 'Predatory Pricing', Menkominfo: Saya Sudah Tanya ke TikTok

Soal "Predatory Pricing", Menkominfo: Saya Sudah Tanya ke TikTok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com