Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta, Kebanyakan CEO di Asia Tenggara Berasal dari Luar Perusahaan

Kompas.com - 20/06/2016, 06:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Riset Pricewaterhouse Coopers (PwC) dalam "2015 CEO Success Study" menemukan fakta menarik seputar CEO di perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Untuk emlakukan studi ini, PwC menggunakan tim khususnya yakni Strategy&. Strategy& mengidentifikasi 2.500 perusahaan publik terbesar di dunia, yang ditentukan berdasarkan kapitalisasi pasar (dari Bloomberg) pada 1 Januari 2015.

Strategy& kemudian mengidentifikasi perusahaan-perusahaan di antara 2.500 tersebut yang mengalami pergantian CEO pada tahun 2015 dan mengkroscek data menggunakan sumber data cetak maupun elektronik dalam berbagai bahasa.

Dari riset tersebut ditemukan sejumlah fakta mengenai CEO perusahaan di Asia Tenggara. Pertama, selama kurang lebih empat tahun terakhir, 32 persen calon CEO di perusahaan di Asia Tenggara merupakan orang dari luar perusahaan.

Kedua, 25 persen calon CEO di perusahaan di Asia Tenggara berasal dari luar negeri. Ketiga, 33 persen calon CEO di perusahaan di Asia Tenggara memiliki pengalaman bekerja di dunia internasional.

Ketiga, 38 persen calon CEO di perusahaan di Asia Tenggara memiliki gelar MBA. Keempat, selama 12 tahun terakhir, kurang dari 1 persen CEO di perusahaan di Asia Tenggara adalah seorang wanita.

Menurut Gary Neilson, pemimpin pemikiran tentang rancangan struktur organisasi fan kepemimpinan di Strategy&, dan principal di PwC AS, Dewan Direksi yang mengikuti rencana suksesi yang dirancang dengan matang seharusnya memiliki kandidat internal yang kuat.

Namun ketika perusahaan perlu melakukan transformasi di luar rencana strategis dan operasional mereka sebelumnya, Dewan Direksi dan Komisaris seharusnya mempertimbangkan untuk mempekerjakan orang luar di dalam perencanaan suksesi mereka.

“Orang luar tidak memiliki pemikiran bias atau komitmen yang terbangun di perusahaan tersebut, dan oleh karenanya dapat melaksanakan perubahan secara objektif," kata Neilson, melalui rilis PwC ke Kompas.com.  

Mereka juga dapat mencermati susunan organisasi dari sudut pandang yang lebih luas berdasarkan pemahaman akan hal yang dibutuhkan dunia di masa depan.

“Apakah pimpinan baru akan datang dari dalam atau luar perusahaan, perusahaan yang merencanakan suksesi CEO dengan lebih berhati-hati secara umum akan menjadi perusahaan dengan kinerja yang lebih baik,” pungkas Neilson.

Kompas TV Para CEO Muda Berusia di Bawah 30 Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com