Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Blakblakan Dirut AP II soal Kata "Ultimate" Terminal 3 yang Akhirnya Ditanggalkan...

Kompas.com - 23/06/2016, 15:00 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angkasa Pura II akhirnya blak-blakan soal penanggalan kata "ultimate" pada nama terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Direktur Utama AP II Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa keputusan penanggalan kata "ultimate" tidak ada kaitannya dengan kritik DPR RI. Sebab, penanggalan kata tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari.

"Kami sudah tahu sejak 6 bulan lalu kalau nama ultimate enggak bisa dipakai," ujar Budi kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Menurut Budi, ada aturan teknis yang tidak memperbolehkan nama terminal bandara lebih dari 2 kata atau angka. Lantaran hal tersebut, AP II kata Budi merencanakan penanggalan kata ultimate dari terminal 3 baru yang biaya pembangunannya mencapai Rp 7 triliun.

"Nama enggak bisa diubah (dari dulu) karena untuk membedakan proyek terminal 3 existing dengan proyek terminal baru ini," kata Budi.

AP II mengaku menunggu momentum yang tepat untuk mengubah nama Terminal 3 baru yang memiliki luas bangunan hingga 1,2 kilometer tersebut.

Setelah dibahas dalam waktu yang tak lama, akhirnya AP II memutuskan menanggalkan kata ultimate pada terminal 3 pekan lalu.

Jadi kata Budi, sebelum kritik kencang terlontar dari DPR RI, AP II sudah menanggalkan kata ultimate tersebut.

Bahasa Indonesia

Sebelumya, angin kritik berhembus kencang dari gedung dewan. Sejumlah anggota DPR RI mengkritik penanaman terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta karena menggunakan nama ultimate.

“Segala aktifitas perdagangan harus menggunakan bahasa Indonesia, tapi ada bandara yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia," kata Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS Mustafa Kamal Jakarta, Senin (20/6/2016).

"Bagaimana bandara baru terminal 3 menggunakan bahasa asing yaitu ultimate?," lanjut dia. Pernyataan itu disampikan dalam Rapat Paripurna Ke-30 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2015-2016 senin lalu.

Selain Mustafa, kritik juga mengalir dari Komisi V dan VI DPR RI yang membidangi sektor perhubungan dan BUMN. Intinya, mempertanyakan penggunaan nama ultimate oleh AP II.

Menurut DPR, penggunaan Bahasa Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara.

Hal itu sesuai dengan Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

Kompas TV Terminal 3 Ultimate Siap Beroperasi Saat Lebaran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com