Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paska Kudeta Militer, Mata Uang Turki Kembali Menguat

Kompas.com - 18/07/2016, 16:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Mata uang Turki, lira, kembali menguat terhadap dollar AS pada perdagangan di pasar Asia, Senin (18/7/2016). Penguatan lira ini terjadi setelah sebelumnya melemah drastis karena kudeta militer yang pecah di Turki pada akhir pekan lalu.

Mengutip BBC, lira dilaporkan menguat 2,2 psrsen pada perdagangan hari ini. Para investor memandang situasi politik di Turki perlahan mulai pulih. Sementara itu, bursa saham Asia sebagian besar menguat.

Hal ini sejalan dengan spekulasi bahwa bank-bank sentral akan mengumumkan stimulus kebijakan moneter.

Di Australia, indeks saham ASX/200 menguat 0,2 persen. Sementara itu, indeks acuan saham Korea Selatan Kospi diperdagangkan flat.

Indeks bursa saham Hongkong Hang Seng dan bursa saham Shanghai Composite juga dilaporkan menguat.

Adapun bursa saham Jepang tutup karena ada hari libur nasional. Sebelumnya, mata uang lira melemah ke titik terendahnya dalam 8 tahun terhadap dollar AS.

Tidak hanya itu, kudeta militer yang pecah di negara tersebut juga menyebabkan indeks bursa saham Turki anjlok.

Mengutip Bloomberg, Sabtu (16/7/2016), nilai tukar mata uang lira anjlok 4,6 persen menjadi 3,0157 per dollar AS, terendah sejak tahun 2008. Sementara itu, indeks bursa saham Turki ETF melemah 2,5 persen pada penutupan perdagangan.

"Ini adalah guncangan politik yang tidak terduga. Kesimpulan satu-satunya adalah akan ada lebih banyak gejolak politik. Sudah banyak uang mengalir ke Turki dan sekarang hanya beberapanya yang tetap di sana, kita akan melihat pelemahan mata uang," kata Jorge Mariscal, chief investment officer for emerging markets di UBS Group AG.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com