Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Wacanakan DP Kendaraan 0 Persen

Kompas.com - 19/07/2016, 07:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembiayaan kendaraan masih seret, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana memangkas lagi uang muka atau down payment (DP) pembiayaan kendaraan bermotor.

Tak kepalang tanggung, uang muka akan diturunkan jadi 0 persen, dari yang saat ini 15–20 persen.

Hanya saja, rencana DP 0 persen itu hanya berlaku untuk multifinance yang mencatat rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) di bawah 1 persen.

Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) bilang, OJK fleksibel dalam menetapkan DP pembiayaan kendaraan.

"Kami masih berdiskusi dengan pelaku usaha. Apakah mereka membutuhkan DP diturunkan lagi agar dapat menaikkan pembiayaan," ujar Firdaus, pekan lalu.

Ia menilai, pembiayaan multifinance tahun ini terbilang lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun 2014. Lewat pembebasan DP ini, OJK berharap kenaikan pembiayaan.

Ke depan, OJK berharap multifinance kian terpacu menurunkan kredit macetnya.

Tetap berlakukan DP

Meski akan dibebaskan, toh perusahaan pembiayaan tetap akan mengenakan uang muka pembiayaan.

Jerry Fandy, Head of Treasury and Funding PT Federal International Finance (FIFGROUP) mengatakan, FIF tetap akan menerapkan DP untuk nasabahnya. Alasannya, belum tentu pemberian DP 0 persen itu sepadan dengan kualitas kredit perusahaan.

"Standar syarat pembiayaan yang dipenuhi nasabah tidak berubah. Nasabah yang tidak layak dibiayai tidak akan kami biayai," tandas Jerry.

Hingga Juni 2016, NPF FIF tercatat sebesar 1,4 persen. Angka ini terbilang stabil jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Meski demikian, kenaikan NPF berpeluang terjadi pasca Lebaran lalu. Kenaikan NPF dinilai wajar karena hari kerja berkurang.

Di sisi lain, Jerry optimistis, kondisi semester II ini pembiayaan kendaraan bermotor akan lebih menggeliat. Produk baru dari pabrik motor lazim turut mendongkrak penyaluran pembiayaan.

Djaja Suryanto Sutandar, Direktur Utama Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) juga bilang, pihaknya tetap akan menerapkan uang muka untuk pembiayaan. Ini dilakukan untuk mengurangi risiko kredit macet.

WOM juga tak menginginkan pembiayaan terlalu dipacu tanpa memperhatikan kualitas kredit. Sebab, potensi kenaikan kredit macet naik tetap ada sejalan dengan melemahnya ekonomi dalam negeri.

Meski begitu, Djaja setuju DP tidak perlu diatur secara ketat. Sebab, multifinance secara natural telah menjaga kualitas kreditnya masing-masing. Rasio kredit macet gross WOM Finance hingga Juni 2016 mencapai 3 persen.

Pembiayaan kendaraan bermotor pada Mei 2016 secara year on year (yoy) cuma tumbuh 2,66 persen. Data statistik OJK mencatat, penyaluran pembiayaan konsumen hingga Mei 2016 tercatat sebanyak Rp 255,05 triliun. (Mona Tobing)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com