Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Saleh Sebut Industri Olahan Jagung Miliki Prospek Cerah

Kompas.com - 21/07/2016, 20:57 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan industri pengolahan jagung dan produk turunannya memiliki prospek yang bagus di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Menperin saat mengunjungi PT Tereos FKS Indonesia (industri pengolahan jagung), PT Bungasari Flour Mills Indonesia (industri tepung terigu) dan PT Permata Dunia Sukses Utama yang memproduksi gula untuk industri dengan merek PDSU dan gula super putih Inti Manis di Serang, Banten, Kamis (21/7/2016).

“Produk turunan jagung seperti sweeteners dan gluten meal merupakan salah satu produk yang berkembang di Indonesia. Bisa dibilang, dari jagung tidak ada yang terbuang. Bahkan kulit ari masih bisa diproses, maka industri hilir terus kita perdalam,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/7/2016).

Menperin menambahkan, sweeteners yang dihasilkan dari jagung mengandung jumlah kalori yang lebih rendah daripada gula biasa.

"Penggunaan gula jagung akan cocok untuk gaya hidup sehat, yang menganjurkan pembatasan asupan gula garam lemak pada diet harian," ungkapnya.

Menperin mengungkapkan, produk turunan jagung lain yang juga sedang berkembang adalah gluten meal, yang sangat berguna untuk industri pakan ternak.

Menurut data Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT), Indonesia masih mengimpor 100 persen gluten meal dari Amerika senilai 163.847 metrik ton sepanjang tahun 2014 sampai 2015.

Saat ini, pemerintah memberikan bantuan fasilitas bea masuk untuk produk gluten meal. Hal tersebut mengindikasikan bahwa industri pengolahan jagung dan produk turunannya memiliki prospek yang bagus di Indonesia.

Menurut Menperin, industri masih menghadapi permasalahan pada kuantitas maupun kualitas bahan baku.

Pada tahun 2015, Indonesia mengimpor sekitar 3 juta ton jagung untuk kebutuhan Industri.

"Produsen jagung dalam negeri masih belum dapat memenuhi kebutuhan industri secara keseluruhan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com