Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Dorong Revitalisasi Pabrik Gula dan Perluasan Lahan Tebu

Kompas.com - 26/07/2016, 15:48 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, ada dua upaya yang akan dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga gula pasir yang saat ini menembus Rp 16.000 per kilogram (kg).

Pertama, upaya intensifikasi, yaitu dengan memperbaiki bibit tebu melalui sistem bongkar ratoon.

Sementara itu, upaya kedua berupa ekstensifikasi lahan dan revitalisasi pabrik gula.

Amran mengatakan, pemerintah perlu menyiapkan 380.000 hektar lahan untuk ditanami tanaman tebu.

Perluasan ini dilakukan untuk menggerakkan 13 pabrik gula yang saat ini terbilang masih idle capacity.

"Investasinya, untuk on farm dan off farm satu pabrik Rp 5 triliun. Itu untuk satu pabrik dengan kapasitas 10.000 TCD (ton cane per day)," kata Amran seusai rapat koordinasi di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (26/7/2016).

Amran mengatakan, peningkatan produksi gula akan dikerjakan oleh perusahaan-perusahaan pelat merah.

Sayangnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, yang juga hadir dalam rapat, enggan menemui wartawan, dan memilih meninggalkan Kantor Kemenko Perekonomian lewat pintu belakang.

"Kalau bergerak cepat, pabrik-pabrik ini bisa beroperasi, dan 3-5 tahun sudah bisa menghasilkan gula," ujar Amran.

Sementara itu, harga gula pasir yang masih tinggi di pasaran juga menjadi perhatian Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution.

Darmin mengharapkan harga gula pasir pada akhir tahun bisa di level Rp 12.500 per kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com