Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Oversupply", Harga Minyak AS Tetap di Bawah 40 Dollar AS Per Barrel

Kompas.com - 03/08/2016, 13:00 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com - Harga minyak dunia kembali naik pada Rabu pagi, disokong oleh melemahnya dollar. Namun, harga berjangka minyak mentah AS masih dibawah 40 dollar AS per barrel, sementara Brent dibawah 42 dollar AS per barrel akibat melimpahnya pasokan serta melambatnya perekonomian yang memberatkan pasar.

Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) berjangka CLc1 diperdagangkan di level 39,63 dollar AS per barrel, atau naik 12 sen dari harga kontrak sebelumnya. Harga ini masih dibawah 40 dollar AS per barrel, sejak April 2016.

Perdagangan berjangka Brent LCOc1 diperdagangkan di 41,85 dollar AS per barrel, naik 5 sen dari harga penutupan kontrak sebelumnya, dan gagal melebihi level 42 dollar AS per barrel.

Analis mengatakan melemahnya dollar AS, yang terpangkas 2,5 persen dibanding mata uang lain sejak Juli membuat pasar minyak terangkat sebab impor menggunakan dollar yang lebih murah. Dengan demikian, ke depan, demand minyak bisa naik.

"Risiko untuk minyak tetap ada sepanjang semester II tahun ini. Disrupsi suplai dan risiko lain terjadi di April-Juni. Tapi secara fundamental, dukungan kenaikan bertumbuh didukung oleh beberapa data positif," kata Adam Longson dari Morgan Stanley, dalam nota outlook ke para klien.

Perbankan AS juga meliha pertumbuhan ekonomi global melemah, yang akan berpotensi menghantam demand bahan bakar. "Kami estimasi, pertumbuhan ekonomi global berada di bawah estimasi konsensus," lanjut paparan Morgan Stanley.

Pasar minyak terganggu akibat kelebihan pasokan yang dimulai sejak dua tahun lalu, yang kemudian meluas ke produk hasil sulingan. Hal itu membuat banyak tanker minyak terisi, tak terjual dan masih berada di kapal-kapal tanker di lautan.

Kompas TV Harga Minyak Dunia Kembali Anjlok


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com