Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rhenald Kasali
Guru Besar Manajemen

Akademisi dan praktisi bisnis yang juga guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sejumlah buku telah dituliskannya antara lain Sembilan Fenomena Bisnis (1997), Change! (2005), Recode Your Change DNA (2007), Disruptions, Tommorow Is Today, Self Disruption dan The Great Shifting. Atas buku-buku yang ditulisnya, Rhenald Kasali mendapat penghargaan Writer of The Year 2018 dari Ikapi

Akhirnya Terminal 3 Beroperasi Besok....

Kompas.com - 08/08/2016, 05:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Maka wajar kalau ada satu dua "antek-antek" mereka yang kecewa. Campaign mereka sesekali masih kita baca di sosial media, sambil menggunakan satu dua anak muda kita yang mudah didekati.

Padahal kalau orang asing yang mengerjakan, biayanya amat mahal dan banyak juga kekurangannya. Dan harap maklum, hampir setiap kali para CEO bandarudara itu datang, mereka mengatakan, hari ini hampir mustahil mengerjakan pembangunan bandara sendiri. Mereka amat terbiasa dibantu ahli dari manca negara.

Wakil presiden Jusuf Kalla masih ingat betul saat kami temui minggu lalu. "Karena yang bangun orang Eropa, dulu tangganya pun tangga orang Eropa. Tinggi-tinggi," ujarnya. Setelah itu, jelas butuh perombakan, biaya lagi.

Selain itu, mereka bisa salah memahami budaya kita. Seorang teman yang terlibat dalam periode pembangunan menceritakan bagaimana bangunan berupa joglo itu dicat merah pada bagian dalamnya.

Lantas atas perintah Presiden Soeharto, iapun diminta menyiapkan pilihan-pilihan warna dan presiden memilih warna coklat. Maka biaya lagi.

Tetapi waktu berjalan, kita terbiasa melihat bandara luar negri yang lampunya terang benderang. Warna coklat pada dinding belakangan diketahui turut menyumbang suasana muram di dekat pintu keberangkatan dan kedatangan. Padahal lampu-lampu interior baru yang lebih terang sudah dipasang, perubahannya tak banyak.

Akhirnya dipilih warna putih. Kini banyak yang merasa sinarnya lebih terang, dan banyak yang senang. Tetapi ada yang protes bahwa ini melanggar kaedah arsitektur. "Karena bangunannya pendopo, maka dindingnya harus coklat," ujarnya.

Padahal, kalau Anda pergi ke kraton Jogja, temboknya ya putih dan hijau. Bukan coklat. Begitulah citarasa, selalu ada perbedaan pandangan.

Selain itu, banyak orang yang tak menduga, krisis moneter yang dialami bangsa ini pada tahun 1997-1998 ternyata menjadi momentum penting bagi lonjakan penumpang udara.

Jumlah penumpang kita yang terbang dari bandara soekarno Hatta melonjak dari sekitar 15 jutaan ke 60 jutaan.

Krisis memicu datangnya low cost carrier dengan business model yang amat berbeda dengan Garuda Indonesia sehingga selain menguntungkan, mereka juga menciptakan pasar baru bagi kelas menengah baru.

Namun harap maklum, masalah baru, termasuk pelayanan, space terminal dan keamanan bermunculan.

Karena kebutuhan infrastruktur kita seringkali distimulasi oleh asing, maka hanya asinglah yang berhasil mendulang opportunity dan membangun infrastruktur besar di negri ini. Kita menjadi terlena, timbul kebiasaan menunggu atau meminta bantuan asing datang dan seringkali juga merasa tidak mampu.

Demikianlah begitu lonjakan penumpang datang, sebagian besar kita hanya bisa meminta bantuan pada bandar-bandara militer ketimbang membangun sendiri bandara sipil. Uang hasil pertambangan migas kita menguap begitu saja bertahun-tahun.

Baru belakangan ini pemerintah serius membangun bandara dan pelabuhan dengan me-leverage keuangan perusahaannya sendiri dan melalui sinergi BUMN. Maka, jangan heran kalau banyak terminal udara kita yang dudah sumpek, padat dan jelas butuh perluasan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com