Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Cuma Investasi, Emas Juga Bisa Jadi Tabungan Terbaik!

Kompas.com - 23/08/2016, 07:59 WIB
Mikhael Gewati

Penulis


KOMPAS.com
- Suripah (60) masih ingat betul, betapa emas menyelamatkan hidup keluarganya. Perhiasan batu mulia yang dikumpulkannya itu telah membantu dia dan almarhum suaminya bisa memiliki rumah sendiri.

"Kebetulan waktu itu, sekitar tahun 1978, harga emas murah sekitar dua ribu sampai tiga tibu rupiah per gram. Awalnya, beli perhiasan emas 24 karat yang gram ukurannya kecil. Bulan depan ditukar tambah lagi dengan gram yang lebih besar, begitu seterusnya," paparnya, Kamis  (11/8/2016).

Totalnya, saat itu ibu tiga anak tersebut telah mengumpulkan perhiasan emas yang terdiri dari kalung emas 20 gram, gelang 15 gram dan dua cincin masing-masing lima gram. Sampai akhirnya, semua perhiasan itu dijualnya saat sedang membutuhkan dana untuk membangun rumah.

"Pada 1981 saya dan suami butuh uang banyak untuk melanjutkan pembangunan rumah. Pinjaman dari kantor suami saat itu hanya sedikit. Langsung saja semua emas tabungan saya jual, dan waktu itu untung karena beli murah, tapi saya jual harganya sudah tinggi," ujar Suripah.

Pengalaman "manis" Suripah menjadikan emas sebagai investasi itu juga dialami Gadhis Prietty (30). Jelang pesta pernikahannya, emas Logam Mulia (LM) ukuran 10 gram yang dibelinya sendiri dan perhiasan emas hibah dari orang tuanya dia gadaikan.

"Pernah saya gadaikan untuk biaya menikah, dan itu sangat membantu sekali," ujar perempuan berprofesi sebagai associate producer di salah satu televisi swasta nasional, Rabu (10/8/2016).

Perempuan asal Surabaya itu mengaku tertarik berinvestasi emas karena terinspirasi tantenya yang berhasil membeli rumah akibat iseng mengumpulkan emas.

"Saya ini belajar dari tante. Dahulu, saat muda dan baru kerja, dia simpan emas hanya karena iseng. Waktu tahun 1990 harga emas melonjak tinggi, dia langsung jual semua emasnya dan beli rumah," ujar Gadhis.

Paling aman

Memang, selain sebagai alat investasi, emas juga bisa dijadikan dana cadangan dalam keadaan mendesak. Bayangkan, jika Suripah dan Gadhis tak punya tabungan emas, bisa saja penyelesaian masalahnya tak semudah itu.

Nah, daripada menyesal tak punya dana cadangan saat sedang membutuhkan, tak ada salahnya mulai berinvestasi emas. Semakin banyak emas terkumpul, makin besar keuntungan bisa diraih di masa depan.

Ya, meski emas adalah instrumen investasi tertua di dunia, bukan berarti logam kuning ini tak punya daya tarik tinggi. Emas merupakan salah portofolio investasi teraman dari dampak inflasi dan gonjang-ganjing ekonomi dunia (Baca: Ekonomi Gonjang-ganjing, Sebaiknya Investasi Emas atau Saham?).

Thinkstock Ilustrasi

Nilainya yang selalu bertambah tiap tahun adalah alasan orang masih setia mengumpulkan emas. Terlebih saat ini, menurunnya laju pertumbuhan ekonomi dunia membawa angin segar bagi emas.

"Dengan keadaan ekonomi makro dunia belum membaik yang tergambar dari perekonomian Amerika belum pulih benar, lalu ekonomi Jepang juga stagnan, dan Eropa mengalami goncangan karena Brexit, yaitu Inggris keluar dari Uni Eropa. Jadi, sentimen emas sebagai save the heaven masih sangat baik dan panjang," papar Direktur Marketing PT Antam (Persero) Tbk, Hari Widjajanto, Kamis (3/8/2016).

Beruntungnya, perkembangan teknologi  juga membawa pengaruh dan perubahan terhadap cara orang berinvestasi emas. Jika dulu orang membeli emas harus datang ke toko emas, sekarang cukup dari layar komputer atau gadget.

Antam misalnya, saat ini telah mempunyai produk Brankas (Berencana Aman Kelola Emas). Dengan layanan itu konsumen tak hanya bisa membeli dan menjual emas LM, tapi juga menabung LM secara online.

Thinkstock Ilustrasi brankas emas

Meskipun transaksinya secara online, konsumen bisa mengonversi emas dalam bentuk fisik. Misalnya, setelah empat bulan saldo emas LM di Brankas terkumpul 35 gram. Konsumen bisa mengonversinya dalam bentuk fisik emas batangan berukuran 10 gram atau 25 gram.

Kalau tidak mau mengambil dalam bentuk fisik, layanan ini juga memungkinkan pelanggan untuk menguangkan kembali saldo Brankasnya. Caranya dengan menjual emas yang sudah dibeli ke Antam.

Tak hanya bagi konsumen orang per orang—Brankas Individu, Antam melalui layanan Brankas Corporate juga memberikan kesempatan kepada perusahaan menginvestasikan asetnya ke emas.

Sementara itu, khusus umat muslim, Antam bahkan menyediakan Brankas Berzakat. Dengan layanan ini umat muslim bisa berinvestasi emas sambil menunaikan zakat melalui simpanan emasnya.

Dengan Brankas Berzakat umat Islam yang sudah mempunyai simpanan emas 85 gram lebih dalam setahun--sesuai nisab--secara otomatis akan kena wajib zakat. Adapun jumlah zakat yang dibayar sebesar 2,5 persen dari total nilai kepemilikan emas dan dibayar setahun sekali.

Selain Brankas, Antam juga sudah berinovasi pada bentuk emas Logam Mulia. Saat ini sudah ada LM berukiran batik yang mempunyai nilai seni tinggi.

Kalau sudah begini emas selain menguntungkan untuk investasi jangka panjang, juga dapat menjadi dana cadangan darurat terbaik.

Perlu diingat, investasi emas pada dasarnya adalah mempertahankan nilai aset. Ketika nilai tukar mata uang (kurs) naik turun, nilai tukar emas tidak berubah.

Dalam praktiknya, kurs cenderung tergerus inflasi dan berkurang nilainya. Adapun untuk jangka panjang emas menjadi terasa lebih berharga dibandingkan saat pembelian.

Bagaimana, tertarik investasi emas? Selamat mencoba!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com