JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencermati perkembangan produksi dan konsumsi gas di Indonesia.
Menkeu mengatakan, saat ini pengelolaan sumber daya gas ini masih terkendala persoalan pasar (buyer market).
"Kinerja dari produksi gas ini menghadapi kendala dari sisi penyerapan gas yang belum memiliki komitmen," kata Sri saat memaparkan pokok-pokok RAPBN 2017 di Badan Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017, Sri Mulyani menyebut target produksi gas (lifting) sebesar 1,15 juta barel setara minyak per hari (bsmp).
Target lifting gas sebenarnya datar dibandingkan tahun 2016. Namun, kendala pasar tadi perlu menjadi perhatian para kontraktor minyak dan gas bumi (migas) juga pemerintah.
Belum banyaknya kontrak penjualan gas di tengah suplai yang melimpah, sambungnya, justru menjadi disinsentif bagi industri migas.
"Makin produksi, makin tidak ada kontraknya, makin jatuh harganya," ucap Sri.
"Situasi ini akan memberikan kendala bagi Indonesia atau negara-negara produsen gas manapun untuk tidak meningkatkan produksi lebih banyak," pungkas Sri.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.