Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Pasar Keuangan Makin Dalam, Pertumbuhan Ekonomi Makin Tinggi

Kompas.com - 19/09/2016, 12:27 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyoroti pentingnya pendalaman pasar keuangan alias financial deepening dalam perekonomian Indonesia.

Bank sentral memandang, pendalaman pasar keuangan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dalam kajian ekonomi dunia, terbukti semakin tinggi pendalaman pasar keuangan maka semakin tinggi pula PDB (produk domestik bruto) sebuah negara," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Menurut Agus, saat ini sudah banyak negara yang telah memperoleh manfaat dari pendalaman pasar keuangan. Sementara itu, pendalaman pasar keuangan di Indonesia sendiri masih lebih rendah dibandingkan negara-negara tetangga sekawasan.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai hal, semisal contoh yang dipaparkan Agus adalah aset finansial Indonesia terhadap PDB yang masih rendah dibandingkan negara-negara lain sekawasan. Selain itu, pasar obligasi alias hanya mencapai 15 persen dari PDB.

"Oleh karena itu, BI mendorong pasar modal untuk memainkan peranan yang lebih besar dalam upaya pendalaman pasar keuangan," ungkap Agus.

Untuk mendukung pendalaman pasar keuangan, bank sentral telah melakukan serangkaian upaya dan kebijakan. Agus mengungkapkan, salah satu upaya yang ditempuh BI adalah menetapkan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebagai suku bunga acuan menggantikan BI Rate.

"Untuk JIBOR, BI juga sudah menyempurnakan aturan JIBOR. Ini agar JIBOR lebih kredibel dari transaksi dan sisi setelmen," jelas Agus.

Dia mengaku optimistis dengan pendalaman pasar keuangan, maka pertumbuhan ekonomi nasional dapat berlangsung secara berkelanjutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com