Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kabar Redenominasi Rupiah? Ini Jawaban BI

Kompas.com - 19/09/2016, 16:23 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sempat mengemukakan rencana penyederhanaan nilai mata uang alias redenominasi rupiah.

Akan tetapi, rencana tersebut urung dilakukan. Nah, apa kabar rencana redenominasi rupiah tersebut?

Deputi Gubernur BI Ronald Waas menyebut, bank sentral dan pemerintah masih berencana melanjutkan redenominasi rupiah.

Menurut Ronald, Rancangan Undang-undang (RUU) redenominasi rupiah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2017.

"(Redenominasi) jadi. Masuk Prolegnas 2017," ujar Ronald singkat di kantornya di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Ronald mengungkapkan, pelaksanaan redenominasi rupiah di Indonesia masih menunggu payung hukum dalam bentuk undang-undang. Sementara itu, proses pembahasan RUU Redenominasi harus melalui DPR.

"Kita sedang menunggu dasar hukumnya. UU bukan hanya BI dan pemerintah, tapi prosesnya juga dengan DPR," jelas Ronald.

Meskipun demikian, Ronald mengaku pihaknya tidak dapat memastikan kapan redenominasi rupiah bisa diimplementasikan.

Ia menyatakan, implementasi redenominasi rupiah harus didukung kestabilan ekonomi.

"Implementasi tergantung waktu dan kondisi. Jadi kalau sudah tenang, politik dan ekonominya stabil, sosialisasi dengan baik baru dijalankan," ujar Ronald.

Wacana redenominasi rupiah sempat bergulir, dengan tujuan agar nilai mata uang dapat lebih ringkas dan tidak terlalu banyak bilangan nol.

Misalnya, nilai Rp 1.000 disederhanakan menjadi Rp 1 atau Rp 10. Wacana ini sempat santer terdengar pada tahun 2014 lalu.

Beberapa negara pun sudah berhasil menerapkan redenominasi terhadap mata uangnya, seperti misalnya Turki.

Namun, rencana redenominasi rupiah urung dilangsungkan hingga hari ini. Ada beberapa alasan yang menjadi dasar pertimbangan, antara lain situasi perekonomian nasional dan global, serta kondisi politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com