Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Konsentrat Longgar, tetapi Pengawasan Pembangunan "Smelter" Lebih Ketat

Kompas.com - 13/10/2016, 09:30 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan memberikan kelonggaran ekspor konsentrat namun dengan aturan dan pengawasan yang lebih ketat.

Jenderal TNI (Purn) itu pun memastikan, pengusaha pertambangan yang tidak taat akan mati dengan sendirinya.

"Tapi jangan pernah kalian terfikir, (pelonggaran ini karena) saya ditekan oleh siapa pun. Tidak ada yang bisa tekan (saya). Udah. Pangkat saya sudah tinggi," kata Luhut kepada wartawan di Jakarta, Rabu malam (12/10/2016).

Adapun aturan yang lebih ketat itu, kata Luhut, diantaranya pengenaan bea keluar progresif yang lebih tinggi. Saat ini, bea keluar untuk ekspor konsentrat diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (Nomor) 153 Tahun 2014.

Luhut juga memastikan, pemberian izin ekspor konsentrat harus sesuai dengan rencana perkembangan smelter. Sebagaimana diketahui, pembangunan smelter saat ini belum banyak kemajuan namun izin ekspor tetap diberikan.

Dikonfirmasi hal tersebut, Luhut menegaskan, hal itu disebabkan kurangnya pengawasan. Oleh karenanya, Luhut akan meminta jajarannya di Kementerian ESDM untuk serius mengawasi pembangunan smelter.

"Jangan bicara yang lalu. Ke depan, kalau kau (pengusaha) tidak penuhi kami tindak tegas. Makanya kalau bikin aturan itu harus ada pengawasan. Kalau bilang sampai 30 persen, dicek, item-nya apa saja 30 persen itu," jelas Luhut.

Yang pasti, kata Luhut, instrumen bea keluar ekspor konsentrat akan dikenakan secara progresif.

"Pokoknya kamu jangan main-main sama saya. Kalau tahun ini belum ada kemajuan smelter, tahun depan bea keluar kami tingkatkan. Kalau tidak dipenuhi, kamu akan (pengusaha) mati sendiri," pungkas Luhut.

Kompas TV Bank Indonesia: Waspada Rupiah Terlalu Kuat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

RUPST, Emiten Boy Thohir ADRO Angkat Direktur Baru

Whats New
Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Ketegangan Geopolitik Timur Tengah Dinilai Bikin Saham-saham Berfundamental Bagus Terdiskon

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com