Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Verizon Akan Pangkas 3.200 Pekerjaan "Call Center" di AS

Kompas.com - 14/10/2016, 06:39 WIB
Aprillia Ika

Penulis

KOMPAS.com — Verizon Communication, perusahaan telekomunikasi besar di Amerika Serikat, berencana untuk memangkas 3.200 pekerjaan call center di lima negara bagian di AS pada tahun ini.

Rencana tersebut dipaparkan Verizon pada Kamis (13/10/2016), dengan alasan ingin merampingkan lini bisnis call center serta mereorganisasi operasi bisnis ini seiring dengan persaingan yang ketat di pasar wireless yang mulai jenuh.

Upaya ini dilakukan Verizon untuk mengonsolidasi layanan pelanggannya di seluruh Amerika Serikat.

Saat ini, Verizon memiliki 162.700 pegawai. Verizon sendiri baru saja menyetujui langkah untuk mengakuisisi Yahoo Inc, senilai 4,8 miliar dollar AS. Upaya akuisisi ini untuk menaikkan pendapatan Verizon di ranah baru, yakni media digital dan iklan.

"Kami merelokasi layanan call center ke negara bagian lain yang memiliki kapasitas ekstra," kata juru bicara Verizon, Kim Ancin, kepada Reuters.

Menurut dia, Verizon menawarkan karyawan yang kehilangan posisinya untuk bekerja di call center di negara bagian lain.

Namun, pekerjaan yang tersedia adalah layanan teknis ke pelanggan dengan paket relokasi mulai 10.000 dollar AS. Sementara itu, yang memilih meninggalkan Verizon akan diberi pesangon dan tunjangan lain.  

Konsolidasi tersebut antara lain melibatkan call center Verizon di Rochester dan Orangeburg di New York, Bangor di Maine, Lincoln di Nebraska, Wallingford dan Meriden di Connecticut, serta Rancho Cordoba di California.

Di New York, penutupan call center ini akan berdampak pada hilangnya 850 pekerjaan. Hal ini menimbulkan reaksi keras dari Gubernur New York Andrew Cuomo.  

"Ini merupakan contoh kesewenangan perusahaan, dan yang terburuk yang kami lihat selama enam tahun terakhir," kata Rich Azzopardi, juru bicara gubernur. Menurut dia, penutupan call center Verizon akan menimbulkan pengangguran di New York.

Mogok kerja dan dukungan Clinton

Sebelumnya, pada April 2016, sebanyak 40.000 pekerja bisnis wireline melakukan pemogokan. Mereka adalah pekerja FiOS Internet, telepon dan layanan televisi yang tergabung dalam serikat pekerja.

Pemogokan terjadi karena buntunya pembicaraan mengenai kontrak pekerja yang baru, termasuk masalah relokasi pekerja call center dan pegawai kontrak.

Pemogokan tersebut merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun di AS. Kandidat Presiden AS dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mendukung upaya pemogokan ini.

Dengan demikian, kesepakatan terjadi dengan pekerja, pada bulan Mei. Para pekerja yang mogok tersebut kemudian kembali bekerja pada Juni.

Pihak Verizon menyebutkan, para pekerja yang terkena dampak relokasi call center tersebut bukanlah pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com