JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) merampungkan program pelatihan dan pendampingan terhadap 50 perajin kayu di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara dalam rangka pembentukan ekosistem kreatif pemanfaatan limbah kayu.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan program pelatihan ini sudah dilakukan sejak September silam, dan pada pekan ini adalah pelatihan terakhir bagi para perajin.
"Ekosistem juga ditujukan agar subsektor unggulan memiliki nilai tambah (value added) yang tinggi terutama dalam hal kualitas produk, sehingga mampu melahirkan banyak usaha rintisan, startup, wirausaha dan UKM dibidang ekonomi kreatif,” jelas Hari Sungkari dalam keterangan resminya, Rabu (9/11/2016).
Pada bulan pertama, workshop difokuskan pada edukasi pengrajin terkait potensi ekonomi dari limbah kayu serta merangsang para pengrajin untuk langsung berkreasi.
Selanjutnya, para perajin diberikan ketrampilan untuk melakukan eksplorasi desain dari ragam produk kerajinandari limbah kayu yang ada.
Sebelum program ini dijalankan, para pengrajin yang dalam kesehariannya membuat mebel mengaku limbah kayu yang ada hanya di bakar dan dianggap tidak bermanfaat.
Untuk menjalankan program ini, Bekraf menggandeng seniman dan desainer Sukirno sebagai mentor.
“Kalau selama ini mereka bergelut dengan pembuatan mebel lalu dijual guna memenuhi kebutuhan sehari-harinya dimana limbah sisa bahan mebel dibakar, kini saya tantang untuk menciptakan ragam produk kerajinan dengan hasil yang bisa diakui dan diterima masyarakat Indonesia maupun internasional,” jelas Sukirno.
Program yang dijalankan Bekraf ini dalam rangka untuk mengenali potensi unggulan desa. Program ini dilakukan secara bersama-sama dan saling sinergi oleh lintas pemangku kepentingan yang melibatkan Pemerintah baik pusat maupun daerah, komunitas kreatif sebagai representasi masyarakat, akademisi dan para pelaku usaha.
"Bermula dari pemahaman akan potensi yang ada di sebiah wilayah khususnya dari 16 subsektor ekonomi kreatif tersebut kita akan angkat guna dapat mengembangkan ekonomi daerah," jelas Hari Sungkari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.