JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah belum berencana untuk mengubah target porsi global sukuk yang akan diterbitkan, meskipun sinyal kenaikan Fed Fund Rate menguat.
Direktur Pembiayaan Syariah Kementerian Keuangan Suminto menuturkan, porsi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) global (termasuk di dalamnya sukuk) tetap antara 27-28 persen dari total penerbitan SBN gross.
Pemerintah menargetkan peneribtan SBN gross tahun depan sekitar Rp 596,8 triliun, atau lebih rendah 2,4 persen dibandingkan target penerbitan SBN gross tahun ini yang sebesar Rp 611,4 triliun.
“Porsi globalnya antara 20-25 persen, dan porsi domestiknya antara 70-75 persen,” kata Suminto ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (18/11/2016).
Suminto menegaskan, pemerintah menyiapkan langkah antisipasi apabila kenaikan Fed Fund Rate membuat likuiditas di pasar menjadi lebih ketat, dan imbal hasil (yield) menjadi lebih mahal.
“Kita fleksibel saja untuk mengantisipasi suku bunga Fed yang naik. Karena kebutuhan (penerbitan) setahun kan kita bisa mendistribusikan penerbitannya, variasi instrumennya, kapan (terbitkan) global, kapan domestik,” ucap Suminto.
Pemerintah tahun ini telah menyelesaikan penerbitan sukuk negara senilai Rp 179,9 triliun, terakhir tanggal 16 November 2016.
Dengan demikian, outstanding sukuk negara hingga 16 November 2016 mencapai Rp 412,76 triliun, dengan sebesar Rp 126,8 triliun dalam bentuk valas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.