Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Izinkan Raksasa Telekomunikasi Jepang Investasi di AS

Kompas.com - 07/12/2016, 11:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

TOKYO, KOMPAS.com - Raksasa telekomunikasi Jepang Softbank diizinkan untuk investasi di Amerika Serikat.

CEO Softbank Masayoshi Son mengumumkan kesepakatan tersebut setelah bertemu dengan presiden terpilih AS Donald Trump di New York.

Mengutip BBC, Rabu (7/12/2016), saham Softbank pun melonjak ke level tertingginya dalam lebih dari satu tahun pada perdagangan di bursa saham Tokyo menyusul pengumuman trsebut.

Saham Softbank menguat 5 persen pada pembukaan perdagangan. Son menyatakan, Softbank bakal menginvestasikan 50 miliar dollar AS untuk menjalankan bisnis di AS.

Akan tetapi, ia tidak menjelaskan secaa terperinci terkait peruntukan investasi tersebut dan bagaimana manfaatnya bagi bisnis di AS.

Trump juga telah mengumumkan rencana investasi Softbank melalui akun Twitter pribadinya.

Softbank merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia dan dipimpin oleh Son yang juga merupakan pendiri perusahaan tersebut.

Softbank sebelumnya mengakuisisi operasional Vodafone di Jepang dan perusahaan telekomunikasi AS Sprint. Akuisisi Sprint senilai 20 miliar dollar AS merupakan akuisisi asing oleh perusahaan Jepang saat itu.

Son sendiri dikenal memiliki mata yang jeli untuk industri dan tren yang potensial dan transformatif. Ia merupakan salah satu investor pertama Alibaba dan melihat potensi yang besar di e-commerce sebelum banyak orang menyadarinya.

Softbank juga mengakuisisi perusahaan teknologi Inggris ARM Holdings pada Juli 2016 lalu. Perusahaan tersebut merancang microchip yang digunakan banyak ponsel pintar, termasuk Apple dan Samsung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com