Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susi Pudjiastuti: Mudah-mudahan Tahun Depan Kita Masih Bertemu

Kompas.com - 09/12/2016, 17:44 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap tahun depan masih bisa berbincang dengan wartawan sebagaimana yang dilakukan hari ini, Jumat (9/12/2016).

Namun demikian, dia tidak menjelaskan lebih jauh atas harapannya itu. "Mudah-mudahan tahun depan kita masih bertemu, tidak ada perubahan politik yang aneh-aneh," ujar Susi saat berbincang-bincang santai di kediaman dinasnya di kompleks Kartika Chandra, Jl Gatot Subroto Jakarta Selatan.

Sebetulnya, yang membuat dirinya betah berada di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah saat program-program yang dijalankan sesuai dengan yang diharapkannya.

Namun, Susi mengatakan, dia telah bersiap-siap untuk pulang kampung jika program-program KKP tidak sesuai dengan apa yang diharapkannya.

"Kalau enggak ya saya pulang kampung ke Pangandaran," tutur Susi seraya melontarkan tawanya.

Menurutnya, selama menjabat sebagai orang nomor satu di KKP, sedikitnya Susi merasa telah mencapai apa yang diinginkannya untuk perbaikan nelayan dan industri perikanan, yakni sekitar 50 persen.

"Saya rasa, saya telah menorekan hal yang baik. Secara pribadi menurut saya kinerja saya sudah 50 persen tercapai," terang Susi.

Menteri yang terkenal dengan gayanya yang nyentrik ini secara tegas mengatakan, bahwa dirinya tidak bisa terima jika ada pihak-pihak yang mengatakan bahwa program-program KKP membuat kondisi nelayan di Tanah Air menjadi miskin.

"Kalau ada yang bilang kebijakan KKP bikin miskin nelayan saya tidak terima," tandasnya.

Malah, kata Susi, yang akan membuat Indonesia sulit untuk bangkit adalah tindak korupsi yang sulit untuk dibendung. Selain itu, sulitnya birokrasi yang harus dihadapi nelayan pada saat melaut membuat Indonesia akan sulit untuk bangkit.

"Korupsi masih PR besar negeri kita. Saya pribadi kalau melihat ini pesimis negeri ini akan maju dan utang-utangnya bisa lunas," lirih Susi.

Menurut Susi, semestinya, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang cukup besar mampu disalurkan untuk percepatan infrastruktur, bukannya malah disalahgunakan untuk kepentingan pribadi maupun golongan.

"APBN yang besar seharusnya bisa menggerakan ekonomi, bukannya malah banyak kebocoran, ada markup uang itu uang ini, itu menjadi persoalan." pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com