Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asian Agri Beri Insentif Rp 2,6 Miliar kepada KUD Petani Sawit

Kompas.com - 21/12/2016, 17:11 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asian Agri membagikan dana sebesar Rp 2,6 miliar kepada perwakilan enam asosiasi Koperasi Unit Desa (KUD) yang beranggotakan 29.000 petani plasma di bawah naungan Asian Agri.

Enam KUD yang berada di wilayah Provinsi Riau dan Jambi tersebut telah memperoleh sertifikasi berkelanjutan di bidang kelapa sawit (Sustainable Palm Oil Certification) dan mengelola 60.000 hektar kebun sawit.

Hadir dalam acara tersebut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Direktur Asian Agri Freddy Widjaya.

Freddy mengatakan, petani kelapa sawit binaan Asian Agri membuktikan konsistensi mereka dalam penerapan praktik pengelolaan kebun sawit berkelanjutan.

"Pasar negara-negara Eropa sangat terbuka bagi produk-produk kelapa sawit dari perkebunan yang memenuhi prinsip keberlanjutan," ujar Freddy di Jakarta, Selasa (21/12/2016).

Dia menjelaskan, dana yang diberikan kepada petani tersebut merupakan insentif dari penjualan minyak sawit berkelanjutan yang diserap oleh pasar internasional selama tahun penjualan 2015.

"Ini merupakan penghargaan dan apresiasi kepada para petani kelapa sawit yang telah menerapkan praktik perkebunan berkelanjutan," jelasnya.

Menurutnya, kemitraan dengan petani sawit memungkinkan pihaknya, secara konsisten mendampingi petani untuk memperoleh hasil yang optimal dan berkelanjutan sehingga memperoleh kepastian akses dan pasar ekspor.

“Sejak tahun 2011, Asian Agri secara konsisten mendampingi petani plasmanya memperoleh sertifikat internasional baik RSPO maupun ISCC,” ujar Freddy.

Pihaknya berharap insentif yang diserahkan akan dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan petani secara kolektif, seperti perbaikan infrastruktur desa, pelatihan praktik ramah lingkungan, peningkatan kapasitas petani, maupun untuk kesejahteraan petani.

"Komitmen kami untuk berbagi premi penjualan minyak sawit berkelanjutan ini tentunya akan didasari oleh kondisi pasar pada tahun yang sedang berjalan dan prinsip kemitraan yang saling menguntungkan,” pungkas Freddy.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, saat ini program kemitraan petani plasma dengan perusahaan mulai terkikis zaman.

Dengan itu, Mendag berharap program kemitraan antara petani dan perusahaan terus dilanjutkan.

"Yang lebih berarti dan penting adalah program kemitraaan intiplasma terus dilakukan," ujar Enggar. Menurutnya, dengan program kerja sama antara perusahaan dan petani maka akan berimbas pada peningkatan kualitas sawit yang diproduksi petani. "Peningkatan kualitas memberikan dampak positif bagi negara secara keseluruhan, karena berbagai tuduhan dilontarkan oleh negara maju, sekarang kita punya ISPO, dengan ini kita secara sungguh-sungguh menunjukan komitmen menjaga kelestarian dan keberlanjutan alam," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com