Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Indonesia Perlu Khawatir dengan Kebijakan Trump?

Kompas.com - 22/12/2016, 19:33 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) ke-45 telah mengubah ekspektasi pasar terhadap pemulihan ekonomi negeri Paman Sam itu.

“Sebelum ada pemilu Presiden, ekspektasinya kondisi AS lebih baik. Tetapi dengan terpilihnya Trump, dinamikanya berubah,” kata ekonom PT Mandiri Sekuritas Leo P Rinaldy di Jakarta, Kamis (22/12/2016).

Ketidakpastian kembali terjadi lantaran janji-janji kampanye Trump dinilai cukup kontroversial. Di sisi lain Trump belum pernah menjadi policy maker.

Leo memperkirakan ketidakpastian di pasar keuangan akan terus terjadi sampai hari pelantikan 20 Januari 2017.

“Trump belum pernah menjadi bagian dari Kongres Amerika Serikat, atau Senat Amerika Serikat,” kata Leo.

Padahal, imbuhnya, beberapa kebijakan pemerintah AS juga perlu melibatkan pertimbangan dari kongres maupun senat.

Di sisi lain, Leo melihat ada sejumlah kebijakan yang kontradiktif dan membuat pasar meragukan apakah janji-janji kampanye Trump akan benar-benar dilaksanakan.

Misalnya saja, Trump dalam kampanyenya mengatakan akan menerapkan kebijakan proteksi perdagangan dengan menerapkan tarif tinggi.

Padahal dalam kampanyenya juga, ia berencana lebih agresif untuk pembangunan. Apabila perdagangannya lebih protektif, dan di sisi lain pemerintahnya ingin menggenjot pembangunan maka pemerintah AS akan menerbitkan obligasi lebih banyak lagi untuk membiayai fiscal spending.

Masalahnya, bonds holder terbesar Amerika Serikat adalah China. "Jadi ini kan paradoks. Makanya pada akhirnya menurut saya, kebijakan ekonomi enggak mungkin ekstrim ke kanan. Pendulumnya mungkin akan bergerak ke tengah," ucap Leo.

Lantas, jika Trump melaksanakan janji kampanyenya atau tidak melaksanakan janji kampanyenya, apa dampaknya terhadap perekonomian Indonesia?

Leo memastikan dampak fundamentalnya sangat kecil. Hanya pasar keuangan saja yang akan mengalami gejolak.

Selebihnya, ada plus-minus apabila Trump benar-benar merealisasikan janjinya. Misalnya, soal Trans Pacific Partnership (TPP) Agreement.

"Yang paling kena kalau TPP dihilangkan itu Vietnam. Malah, kalau TPP hilang, playing field Indonesia (dengan Vietnam) lebih sama," ujar Leo.

Hal lain yang menurutnya membuat Indonesia tidak terlalu khawatir terhadap Trump adalah kebijakan proteksi perdagangan.

Jika kebijakan ini dilakukan, maka negara yang benar-benar terpukul adalah China. Sembilan bulan pertama tahun ini, surplus perdagangan China ke AS mencapai 281 miliar dollar AS.

Bagaimana dengan Indonesia terhadap AS? Hanya 8,74 miliar dollar AS. "Jadi kalaupun ada proteksionisme, menurut saya Indonesia tidak akan menjadi prioritas AS. Karena yang diproteksi itu biasanya negara yang surplusnya besar," ucap Leo.

Terkait dengan perdagangan internasional, pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun ini pun masih domestic driven, atau didorong oleh sumber-sumber pertumbuhan dalam negeri.

Kontribusi konsumsi rumah tangga masih mencapai 53,7 persen. Kedua terbesar adalah pengeluaran pemerintah yang mencapai 8 persen, dan barulah disusul ekspor-impor dengan kontribusi sebesar 1,4 persen.

"Jadi wajar kalau market bilang, Indonesia itu terkena impact paling kecil dari kebijakan Trump," ujar Leo.

Terakhir, investasi asing langsung (FDI) dari Amerika Serikat sudah minimal. Pada 2010, Amerika Serikat menduduki peringkat kedua sumber FDI Indonesia.

Namun pada tahun ini sudah tersingkir ke urutan 8. Sebaliknya, peringkat China terus naik, dari nomor 10 pada 2010 menjadi urutan runner up pada tahun ini.

"Makanya, dari sisi fundamental impact-nya lebih besar China. Ada impact dari AS, tetapi hanya ke gejolak pasar keuangan," pungkas Leo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com