Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skema Kontrak Migas Baru Beri Angin Segar untuk Bisnis Angkutan Laut

Kompas.com - 23/12/2016, 14:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah baru saja mengeluarkan skema baru di bidang energi dan sumber daya alam atau kontrak terbaru untuk sektor minyak dan gas. Skema ini dipandang bisa memberi gairah baru bagi perekonomian secara keseluruhan untuk menyambut 2017.

Dalam skema tersebut, pemerintah akan mengubah struktur kontrak antara kontraktor minyak dan gas dengan pemerintah dari skema cost recovery menjadi gross split.

"Meski belum ada rincian yang lebih detail untuk porsi masing-masing pihak karena besaran porsi tersebut akan sangat dipengaruhi berbagai faktor diantaranya lokasi lahan, infrastruktur yang telah dibangun di lapangan, kondisi reservoir, konten lokal yang digunakan serta tahapan produksi yang telah dijalankan," kata Andrew Franklin Hotama, Analis Bahana Securities dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/12/2016).

Menurut Andrew, keluarnya skema baru ini sangat tepat saat harga minyak mendekati level 60 dollar AS per barrel, meski masih belum diketahui besaran porsinya.

''Hanya segelintir investor yang ingin melakukan oil drilling di Indonesia sebelum OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi minyak," tambah Andrew.

Pemerintah juga akan meningkatkan porsi bagian dari sub kontraktor tergantung pada level harga minyak dan total produksi. Melalui skema gross split yang baru ini, akan lebih efektif karena menawarkan manajemen risiko dan cost yang lebih baik.

Pasalnya, melalui skema ini managemen risiko dan biaya-biaya akan dilimpahkan kepada kontraktor.

Adapun kontraktor bisa mendapat porsi yang lebih besar serta mereka bisa memiliki teknologi yang akan dipakai selama proses produksi, sehingga mereka bisa lebih efektif dalam bekerja. '

'Melalui kehadiran skema terbaru ini bukan hanya pemerintah dan kontraktor saja yang akan meraup keuntungan, namun industri transportasi laut juga akan meraup keuntungan, pasalnya akan semakin banyak kontraktor yang memilih Indonesia untuk melakukan pengeboran minyak dan gas, dibandingkan negara-negara lainnya," ujar Andrew.

Dengan semakin banyaknya kontraktor yang mau masuk ke Indonesia maka kecukupan pasokan minyak di dalam negeri akan lebih terjamin ketersediaannya. Ditambah lagi, pemerintah akan melakukan impor minyak dari Iran sebesar 500.000 barrel per hari. Sehingga dalam rencana anggaran pemerintah pada 2017, produksi lifting minyak akan naik menjadi 825.000 bph dari tahun ini sebesar 821.000 bph.

Perusahaan Transportasi

Beberapa perusahaan dari sektor transportasi laut yang akan meraup keuntungan dari gairah sektor minyak dan gas ini, di antaranya PT Wintemar Offshore Marine, yang berkode saham WINS dan PT Logindo Samudramakmur yang berkode saham LEAD, yang selama ini mengalami rugi karena cuma sedikit kontrak untuk jasa shipping bagi peralatan pengeboran minyak.

Sementara itu untuk industri gas, pemerintah telah memotong harga gas untuk industri besi baja, pupuk dan petrokimia karena kebutuhan gas ketiga industri ini terbilang cukup besar, meski bagi pemerintah, skema baru ini akan mengurangi pendapatan dari sektor gas.

Beberapa perusahaan yang juga akan meraup keuntungan dari skema kontrak gas yang baru ini di antaranya PT Krakatau Steel atau berkode saham KRAS.

Saat ini KRAS masih membutuhkan bantuan pemerintah untuk menurunkan harga gas menjadi 4 dollar AS per mmbtu, dari yang saat ini sebesar 8 dollar AS per mmbtu, dan akan diturunkan menjadi 6 dollar AS per mmbtu.

"Bahana memperkirakan perusahaan berkode saham KRAS ini akan mampu menurunkan rugi pada tahun depan menjadi sekitar 26 juta dollar AS dari perkiraan rugi tahun ini sebesar 96 juta dollar AS. Sehingga Bahana menaikkan target price menjadi Rp 1.020/share," ungkap Andrew.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com