Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Defisit, Arab Saudi Akan Naikkan Pajak dan Harga BBM

Kompas.com - 28/12/2016, 14:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Arab Saudi adalah salah satu negara yang terdampak keras akibat anjloknya harga minyak dunia. Karena penerimaan dari minyak jeblok, defisit anggaran Arab Saudi mencapai 366 miliar riyal pada tahun 2015 dan 297 miliar riyal tahun ini.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah Arab Saudi untuk menambal defisit anggaran tersebut. Bahkan, untuk pertama kalinya Arab Saudi berutang dari pihak asing dan berhasil memperoleh 175 miliar dollar AS pada Oktober 2016.

Sebelumnya, Arab Saudi sudah memangkas subsidi energi dan memotong gaji pegawai negara. Namun, semua langkah tersebut dirasa masih belum cukup untuk menyelamatkan anggaran negara yang jebol.

Mengutip CNN Money, Rabu (28/12/2016), pemerintah Arab Saudi dalam Program Penyeimbangan Fiskal 2020 menyatakan ada beberapa langkah yang akan dilakukan dalam beberapa tahun ke depan untuk memperbaiki fiskal.

"Pemerintah harus memotong belanja modal setidaknya 90 persen, memangkas belanja operasional pemerintah setidaknya 30 persen, memangkas gaji pemerintahan setidaknya 30 persen, dan memangkas manfaat pensiun pemerintahan," tulis pemerintah Arab Saudi dalam laporannya.

Dalam laporan itu, pemerintah Arab Saudi berencana akan kembali menaikkan harga BBM. Pada tahun ini, pencabutan subsidi air, gas, dan pasokan energi lainnya diperkenalkan dan diharapkan bisa menghemat sekira 28 miliar riyal.

Pemerintah pun mengekspektasikan penghematan sebesar 209 miliar riyal per tahun dari program pencabutan subsidi secara gradual.

Kebijakan lainnya adalah menaikkan pajak. Pemerintah Arab Saudi sudah menaikkan biaya visa untuk pengunjung dan meningkatkan pula pajak kota. Namun, pada tahun 2017 mendatang, pemerintah juga akan memperkenalkan pajak untuk ekspatriat dan tanggungan-tanggungannya.

Pajak ini akan dimulai dari 100 riyal per bulan dan naik secara bertahap hingga menjadi 800 riyal per bulan pada tahun 2020. Selain itu, pada kuartal II 2017, pemerintah juga akan mengenakan pajak terhadap produk-produk seperti minuman manis dan tembakau.

Kemudian, pada tahun 2018, pajak pertambahan nilai (PPN) atas penjualan barang secara umum pun akan diperkenalkan. Pemerintah Arab Saudi menargetkan penerimaan non-minyak akan mencapai 152 miliar riyal pada tahun 2020 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com