Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan di Daerah Bisa Ajukan Pendaftaran "Go Public" di Kantor Perwakilan OJK

Kompas.com - 16/01/2017, 16:38 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Guna meningkatkan jumlah emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan bahwa perusahan di daerah atau calon emiten diperbolehkan mengajukan pernyataan pendaftaran di kantor perwakilan OJK di daerah.

“Jadi mereka tidak harus ke Jakarta, tidak harus mengeluarkan biaya lebih,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida di Jakarta, Senin (16/1/2017).

Nurhaida mengatakan, tidak ada peraturan yang melarang calon emiten untuk mengajukan pernyataan pendaftaran di kantor perwakilan OJK di daerah.

Hingga saat ini, peraturan yang mengatur ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran masih peraturan lama yaitu Peraturan Bapepam LK Nomor IX.A.1. Dalam peraturan tersebut hanya disebutkan bahwa pernyatan pendaftaran serta semua dokumen pendukungnya harus diajukan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) secara lengkap, walaupun informasi tertentu seperti harga penawaran dan tanggal efektif belum dapat ditentukan pada saat penyampaian pernyataan pendaftaran.

“Di dalamnya tidak mengatakan apakah harus di pusat atau di daerah. Dulu Bapepam tidak ada di daerah. Sekarang, OJK ada di daerah. Jadi kami sampaikan boleh saja disampaikan di daerah,” jelas Nurhaida.

Namun, meskipun bisa diajukan di kantor perwakilan OJK di daerah, surat pernyataan pendaftaran tetap ditujukan atau dialamatkan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, dan bukan Kepala OJK Daerah.

Hal ini dikarenakan pembahasan dokumen tetap menjadi kewenangan dari Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK. “Dengan adanya ketegasan ini, maka tidak ada lagi keraguan,” imbuh Nurhaida.

Minimnya jumlah anggota bursa baru yang masuk sepanjang 2016 lalu menjadi perhatian sejumlah menteri, seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Menutur Nurhaida, kondisi tersebut sama halnya dengan pertumbuhan indeks harga saham gabungan, tidak lepas dari kondisi regional dan global.

Nurhaida mengatakan, jumlah emiten baru bursa di Thailand juga bertambah hanya 16 emiten. Malah, Singapura dan Malaysia justru turun 10 emiten.

“Kita bisa melihat memang kondisi regional dan global barangkali kurang kondusif untuk perusahaan-perusahaan masuk ke pasar modal. Tetapi, kalau dibandingkan negara lain, Indonesia tidak terlalu pesimistis. Dan bahkan harusnya optimistis ke depan lebih baik lagi,” pungkas Nurhaida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 17 Mei 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Wall Street Berakhir di Zona Merah, Dow Sempat Sentuh Level 40.000

Whats New
KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

KB Bank Dukung Swasembada Pangan lewat Pembiayaan Kredit Petani Tebu

BrandzView
5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

5 Cara Transfer BRI ke BCA Lewat ATM hingga BRImo

Spend Smart
Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Diajak Bangun Rute di IKN, Bos MRT: Masih Fokus di Jakarta

Whats New
Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan  Sosialisasi dan Dorong Literasi

Sertifikasi Halal UMKM Ditunda, KemenKop UKM Terus Lakukan Sosialisasi dan Dorong Literasi

Whats New
Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Pesawat Garuda yang Terbakar di Makassar Ternyata Sewaan, Pengamat Sarankan Investigasi

Whats New
Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Prabowo Yakin Ekonomi RI Tumbuh 8 Persen, Standard Chartered: Bisa, tapi PR-nya Banyak...

Whats New
Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Gara-gara Miskomunikasi, Petugas PT JAS Jatuh dari Pintu Pesawat di Bandara Soekarno-Hatta

Whats New
Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Utang Rp 14,5 Triliun untuk Bangun Rute Baru MRT Akan Dibayar Pakai APBN-APBD

Whats New
Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Lupa Bawa Kartu? Ini Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BCA

Work Smart
Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Alfamart soal Tukang Parkir Liar: Cuekin Aja

Whats New
Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Laju Kredit BTN hingga April 2024 Bergerak Menuju Target

Whats New
Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Sejak 2019, MRT Jakarta Layani 106,51 Juta Penumpang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com