Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Berkomitmen Pangkas Produksi, Harga Minyak Naik

Kompas.com - 17/01/2017, 07:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis

Sumber Reuters

JAKARTA, KOMPAS.com – Harga minyak ditutup naik pada Senin, lantaran komitmen Arab Saudi untuk mengurangi produksi mengimbangi perkirakan output Amerika Serikat yang akan naik lagi tahun ini.

Patokan minyak Brent naik 41 sen per barel (0,7 persen) menetap di level 55,86 dollar AS per barel. Sementara itu patokan minyak West Texas Intermediate naik 27 sen (0,5 persen) ke level 52,64 dollar AS per barel.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah sepakat untuk menurunkan 1,2 juta barel per hari (bph) produksinya, menjadi 32,5 juta bph mulai 1 Januari untuk mengurangi pasokan global yang telah menekan harga selama lebih dari dua tahun.

Rusia dan eksportir utama lain di luar OPEC juga mengatakan akan memangkas produksi.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan pada Senin, negara akan memenuhi komitmen pengurangan produksi secara ketat. Hal ini menguatkan keyakinan bahwa OPEC akan merealisasikan rencana untuk menopang harga.

Di sisi lain, ada ekspektasi produksi minyak di Amerika Serikat meningkat. Goldman Sachs memperkirakan produksi minyak AS naik 235.000 bph year on year (yoy) tahun ini, dengan makin banyak sumur dibor dan kemungkinan pada semester pertama.

Saat ini, produksi minyak AS mencapai 8,95 juta bph, sudah naik dari posisi Juni tahun lalu dan rata-rata produksi 2014 yang sebesar 8,5 juta bph, ketika kelebihan pasokan mengacaukan pasar.

Menurut Falih, produsen tidak mungkin mengulur waktu untuk memangkas produksi di luar kurun waktu enam bulan terutama jika persediaan global jatuh dari rata-rata lima tahun. 

“Harapan saya rebalancing yang mulai perlahan-lahan pada 2016 akan memiliki dampak penuh pada semester pertama,” kata Falih dikutip dari Reuters, Selasa (17/1/2017).

Namun investor telah meragukan bahwa OPEC dan sekutunya dapat memangkas output yang cukup untuk mendongkrak harga. Rata-rata produksi minyak dan kondensat Rusia periode 1-15 Januari sebesar 11,1 juta bph, hanya turun 100.000 bph dibandingkan posisi Desember.

Padahal Rusia telah berkomitmen memangkas 300.000 bph pada paruh pertama 2017.  "Pemotongan produksi OPEC dan negara-negara non-OPEC baru saja dimulai, dan itu akan memakan waktu," kata analis komoditas utama di SEB Markets, Oslo, Bjarne Schieldrop.   "Kami tidak benar-benar yakin harga minyak menguat di kuartal-I 2017," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com