Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalbar Akan Ekspor Beras Kualitas Premium ke Malaysia

Kompas.com - 03/02/2017, 09:00 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Kompas TV Teknologi Padi Ini Berhasil Optimalkan Pertanian

Namun, setelah menggunakan teknologi tersebut, ia bersama kelompok tani nya bisa memproduksi hingga 7,4 ton setiap hektarnya.

“Memang ada perubahan, kemarin timbang hasil panen lebih banyak dari sebelumnya,” ujar Jong Nyuk Khim yang hampir 20 tahun menjadi petani ini.

Tak hanya kelompok tani Serayu, beberapa kelompok tani lainnya di daerah Kabupaten Sambas, seperti yang dipaparkan Anton, ada yang memproduksi 12 ton hingga 15 ton dalam satu hektar.

Sekilas Teknologi Hazton

Teknologi hazton merupakan teknik budidaya padi yang dikembangkan oleh Hazairin yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Provinsi Kalbar dan Anton Kamaruddin, sehingga disebut hazton sejak tahun 2012.

Saat ini teknik budidaya padi menggunakan teknologi hazton sudah diterapkan di 24 provinsi di Indonesia, bahkan di beberapa negara di Asia Tenggara dan Afrika.

Anton menjelaskan, kunci keberhasilan panen menggunakan teknik ini adalah pada penerapan standar operasional prosedur (SOP) yang harus benar-benar diperhatikan oleh petani.

“Disini saya tegaskan, hazton itu bukan padi super, tapi padi yang harus dirawat, harus dilakukan pemupukan yang benar, dilakukan dengan SOP yang benar, ini yang penting,” jelas Anton.

Penerapan hazton berawal dari pemilihan benih, terkait dengan jenis benih apakah cocok atau tidak ditanam di wilayah tersebut menyesuaikan engan kondisi geografis daerah masing-masing.

Setelah memilih benih yang cocok, kemudian dilanjutkan ke persemaian. Dalam teknologi hazton, proses persemaian harus dilakukan secara optimal agar hasil semaian bisa berproduksi dengan baik.

“Persemaian penting di hazton ini. Lahan yang akan digunakan untuk persemaian harus dirawat dan di pupuk dengan baik, karena kita ingin menghasilkan bibit dengan kualitas yang prima,” jelas Anton.

Jarak tanam antar benih ini, kata Anton, jangan terlalu rapat agar bibit tumbuh dengan baik. Setelah bibit mencapai usia yang cukup tua, kemudian dipindahkan ke areal persawahan.

“Pada saat mencabut bibit juga harus berhati-hati, jangan sampai sampai merusak akar. Kemudian bibit jangan dicuci, langsung ditanam dengan sisa tanah yang masih menempel pada akar bibit tersebut,” ujarnya.

Tujuannya adalah supaya padi bisa melanjutkan pertumbuhan di tempat yang baru dengan kondisi tanah yang di persemaian. Pemupukan juga harus dilakukan di awal, karena bibit yang dipindahkan itu adalah bibit yang berumur tua.

“Tujuannya adalah untuk mengurangi atau mempersedikit anakan dari bibit itu, sehingga bibit utama atau induk tanaman tidak terbebani pada saat tumbuh dan berkembang,” kata Anton.

Dalam satu lubang, bibit yang ditanam berjumlah 20 hingga 30 batang, dengan jarak tanam optimal 25x30 sentimeter. Karena, apabila terlalu rapat, risiko produktifitas semakin besar.

"Untuk masa panen sendiri, sesuai dengan varietas padi yang ditanam. Untuk hazton ini, biasanya akan lebih maju masa panennya. Karena bibit yang ditanam adalah bibit tua, sehingga biasanya lebih cepat satu atau dua minggu dari masa panen biasa,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com