Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tomas Prosek
Pegiat Fintech

Chief Digital Online PT Home Credit Indonesia dan anggota Asosiasi Fintech Indonesia

Apakah "Fintech" Mengancam Perusahaan Pembiayaan Konvensional?

Kompas.com - 28/02/2017, 12:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika


Perusahaan fintech terus mendorong perubahan terhadap kegiatan usaha keuangan konvensional, dengan tingkat kecepatan yang berbeda-beda di setiap negara.

Perbankan umum dan pengiriman dana dan pembayaran merupakan sektor yang diperkirakan paling terdampak oleh lahirnya fintech (hingga 28 persen) sampai 2020.

Laporan PwC menyatakan perubahan ini akan berdampak pada tekanan margin, hilangnya pangsa pasar, ancaman terhadap keamanan informasi atau privasi dan menurunnya jumlah pelanggan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah lembaga keuangan akan menjadi semakin rentan saat menghadapi gelombang baru seiring menjamurnya perusahaan fintech? Apakah perusahaan fintech siap untuk bersaing dengan lembaga yang lebih dulu mapan dan dipercaya?

Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB), termasuk perusahaan pembiayaan, juga menyadari masalah ini. Di satu sisi, mengutip laporan OJK, pertumbuhan industri keuangan berjalan dengan baik.

Total piutang pembiayaan yang berputar berkisar Rp 371,55 triliun pada akhir 2016, yang terdiri dari pembiayaan investasi senilai Rp 114 triliun, pembiayaan modal kerja senilai Rp 18 triliun dan multi-pembiayaan konsumen senilai Rp 217 triliun.

Pembiayaan berbasis syariah turut mengalami peningkatan dengan volume piutang pembiayaan berkisar Rp 27 triliun. Pertumbuhan tahunan 2015-2016 adalah sekitar 1,79 persen, dengan kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang dapat dipertahankan di bawah 3 persen.

Meski demikian, perusahaan pembiayaan tidak boleh berpuas diri dan yakin bahwa segala hal akan selalu berjalan seperti biasanya.

Kegiatan pembiayaan konsumen yang menjadi porsi terbesar perusahaan pembiayaan yang diindikasikan oleh data statistik berpotensi terdampak oleh pesatnya inovasi pembiayaan online di Indonesia – terlebih ketika mereka berhasil melakukan penetrasi pasar dan menemukan proposisi nilai yang relevan bagi konsumen.

Semakin memposisikan diri sebagai pemain yang relevan, perusahaan fintech pembiayaan memprioritaskan kebutuhan konsumen di saat pelaku usaha pembiayaan konvensional banyak terikat oleh peraturan dan mengutamakan pertimbangan resiko (sumber: HSBC, Fintech – From Threat to Opportunity, March 2016).

Namun demikian, perusahaan fintech tetap dapat dipandang sebagai mitra perusahaan pembiayaan konvensional.  

Sudut pandang pertama; terdapat berbagai kesempatan bagi perusahaan pembiayaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan fintech; melalui penurunan biaya, diferensiasi pasar (dalam hal portofolio produk, segmen pasar, atau model bisnis), peningkatan tingkat retensi konsumen dan peningkatan pendapatan (pengembangan arus pendapatan sebagai kompensasi turunnya margin dari usaha inti). (sumber: PwC, Global Fintech Report, March 2016).

Sudut pandang kedua; menganggap perusahaan fintech sebagai mitra potensial, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan usaha pada berbagai komponen.

Telah terdapat sejumlah bukti kerja sama antara perusahaan pembiayaan dengan perusahaan fintech, baik pada cakupan front-end maupun back-end.

Perusahaan fintech dapat mendukung perusahaan pembiayaan dalam penyediaan model skoring kualitas kredit dan kajian resiko secara inovatif, yang akan memungkinkan untuk menggapai konsumen yang sebelumnya belum terjangkau.

Ia juga dapat menjadi pendukung dalam hal kepatuhan perusahaan terhadap peraturan, termasuk untuk keperluan otentifikasi dan verifikasi konsumen, serta dapat menawarkan produk pembiayaan berbasis online yang lebih inovatif.

Mengingat terdapat berbagai bagian yang bersinggungan antara perusahaan pembiayaan dan perusahaan fintech, akuisisi menjadi salah satu strategi yang dipertimbangkan oleh sejumlah perusahaan fintech dan perusahaan pembiayaan konvensional.

Merespon perubahan lingkungan usaha yang begitu dinamis ini, lembaga keuangan konvensional melakukan pendekatan pada perusahaan fintech melalui berbagai cara, semisal kemitraan atau menciptakan program bagi start-up. Namun, apa pun strategi yang dikembangkan saat ini, industri tidak dapat tidak menghiraukan datangnya gelombang fintech.

Peran fintech dalam industri pembiayaan

Pertumbuhan kegiatan multifinance terinspirasi oleh peningkatan sistem dan proses internal untuk dapat memberikan layanan terbaik. Pertumbuhan lembaga keuangan dan berbagai fasilitas pendanaan lainnya telah mendorong peningkatan kelompok kelas menengah di Indonesia.

Seperti terbukti dalam konteks industri pembiayaan, tampak pesatnya peningkatan dalam hal pembiayaan untuk peralatan elektronik.

Sebagai penyedia pinjaman yang terpercaya dan bertanggung jawab, Home Credit percaya bahwa perusahaan multifinance dapat menjamin inklusi keuangan terutama bagi golongan yang unbankable.

Usaha online akan membuka kesempatan bagi transformasi usaha multifinance di era fintech ini karena konsumen menjadi semakin mutakhir. Penggunaan teknologi inovatif dalam jasa keuangan akan membentuk sebuah tipe dan segmentasi pasar baru dalam usaha pembiayaan konsumen.

Dampak utama fintech akan terlihat pada munculnya berbagai model bisnis jasa keuangan lainnya, yang akan membawa tantangan - baik untuk pemegang kebijakan maupun pemain usaha.

Lembaga jasa keuangan mungkin tidak dapat lagi berupaya untuk mengendalikan seluruh komponen dalam rantai usaha dan mempertahankan kepuasan pelanggan melalui model usaha konvensional.

Sebaliknya, mereka akan semakin tertarik masuk ke tengah ekosistem fintech melalui pemanfaatan relasi baik mereka dengan konsumen dan akses luas mereka terhadap data klien.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Teten: Mana Bisa Menteri Koperasi Tutup TikTok

Whats New
Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Kenapa Jonan Dulu Keberatan dengan Proyek Kereta Cepat?

Whats New
Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Ironi Kereta Cepat: Diklaim B to B, Tapi Minta Jaminan Pemerintah dan APBN

Whats New
Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Genjot Produksi, Pupuk Indonesia Grup Amankan Pasokan Gas dari 5 Perusahaan Migas

Whats New
Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Viral 1 Penduduk RI Tanggung Utang Pemerintah Rp 28 Juta, Ini Kata Kemenkeu

Whats New
Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Gojek Klaim Pengguna Layanan GoCorp Tumbuh 3 Kali Lipat Dibanding 2022

Whats New
Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Perluas Jaringan dan Layanan, BRI Insurance Hadir di Bengkulu

Whats New
United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

United Bike Berencana IPO untuk Perluas Bisnis, Ini Bocorannya

Whats New
Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Subholding Gas Pertamina Kembangkan Dua Proyek LNG di Berau dan Sumenep

Whats New
Cerita Jokowi, Dulu 'Dicuekin' Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Cerita Jokowi, Dulu "Dicuekin" Saat Tawarkan IKN ke Calon Investor, Sekarang Pada Minta...

Whats New
Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Lazada Logistics-Aizen Kerja Sama Pembiayaan Kendaraan Listrik di RI

Whats New
Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Promosi dari Traveloka Mampu Tingkatkan Jumlah Kunjungan ke Destinasi Jarang Dikunjungi

Whats New
UMKM Binaan BTN Perkenalkan Produk di China

UMKM Binaan BTN Perkenalkan Produk di China

Whats New
Kelakar Jokowi: Mana Mungkin Aguan Cs Mau Investasi Rp 20 Triliun di IKN Kalau Tak 'Cuan'

Kelakar Jokowi: Mana Mungkin Aguan Cs Mau Investasi Rp 20 Triliun di IKN Kalau Tak "Cuan"

Whats New
Soal 'Predatory Pricing', Menkominfo: Saya Sudah Tanya ke TikTok

Soal "Predatory Pricing", Menkominfo: Saya Sudah Tanya ke TikTok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com