Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Indonesia dan Saudi, Siapa Membutuhkan Siapa?

Kompas.com - 01/03/2017, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Indonesia juga bukan mitra dagang utama Arab Saudi. Berdasarkan data BPS, ekspor Indonesia ke Saudi hanya sekitar 3,75 miliar dollar AS per tahun atau setara Rp 48,75 triliun. Nilai itu hanya seperlima ekspor Indonesia ke AS.

Aramco

arabianbusiness.com Kilang minyak milik Aramco
Jadi, tujuan utama kedatangan Raja Salman ke Indonesia memang ingin mencari dana. Setelah mendapatkan dana, barulah mereka akan berinvestasi.

Salah satunya, mereka akan melobi pemerintah Indonesia untuk membeli saham BUMN utama mereka yakni Saudi Aramco melalui mekanisme go public atau initial public offering (IPO). Mereka juga menawarkan saham Aramco ke Malaysia, Jepang, dan China.

Kerajaan Arab Saudi rencananya akan melepas 5 persen saham Aramco, yang merupakan perusahaan terbesar di dunia dari sisi aset yang ditaksir mencapai 2 triliun dollar AS atau sekitar Rp 26.000 triliun rupiah atau 26 kalinya aset PLN, perusahaan terbesar di Indonesia.

Dari IPO tersebut, negeri padang pasir itu akan mendapatkan dana segar sebesar 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.300 triliun.

Selain untuk menutup defisit anggaran, sebagian besar dana tersebut akan digunakan untuk mentransformasi perekonomian Arab Saudi dengan mengurangi ketergantungan pada minyak. Negara teluk itu kemungkinan akan mulai berinvestasi pada sejumlah lapangan usaha.

Jika IPO mereka sukses,  Saudi kemungkinan akan meningkatkan investasinya di Indonesia. Arab Saudi disebut-sebut akan menanamkan investasi sebesar 25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 32,5 triliun pada sektor minyak dan gas, pariwisata, penerbangan, dan perumahan di Indonesia.

Di sektor migas, Saudi Aramco dan Pertamina menandatangani perjanjian pembentukan perusahaan patungan untuk proyek pengembangan kilang Cilacap Jawa tengah senilai 6 miliar dollar AS.

Kita berharap komitmen investasi Saudi tersebut dapat terealisasi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus menyerap tenaga kerja.

Namun yang pasti, perekonomian Indonesia ternyata tidak dipandang sebelah mata oleh dunia internasional. Bahkan, negeri Saudi yang kita anggap kaya raya pun meminta bantuan fulus kepada Indonesia meskipun sebenarnya Indonesia pun kekurangan fulus.

 

Kompas TV Menjelang kedatangan raja Arab Saudi Salman Bin Abdul Aziz, hari ini (28/2) satu pesawat yang membawa rombongan kepala kepolisian Arab Saudi Usman Al Mughrij, tiba di area VVIP Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta. Rombongan disambut duta besar Arab Saudi untuk Indonesia Osama Bin Mohamed Abdullah Al Shuhaibi. Rombongan kepala kepolisian arab saudi tiba menggunakan pesawat Saudi Arabian boeing 777-300.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com