Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono: Penggunaan "Big Data" Penting dalam Pembuatan Kebijakan

Kompas.com - 22/03/2017, 08:53 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Mantan wakil presiden RI Boediono memberikan sambutannya dalam acara konferensi statistik internasional yang dihelat olah Bank Indonesia (BI) dan International Statistical institute (ISI) di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/3/2017).

Menurut Boediono, penggunaan statistik penting untuk pembuatan kebijakan di Indonesia. Namun saat ini permasalahan pembuatan kebijakan yakni pada data-data terbaru. Seringnya, data terkini berbeda-beda karena proses analisis setiap lembaga yang berbeda.

"Dengan penyediaan data statistik yang baik, pembuat kebijakan bisa lebih bijaksana dalam membuat kebijakan," kata Boediono.

Dia mengingatkan bahwa pembuatan data informasi merupakan proses berkelanjutan. Untuk meningkatkan kualitas produk data statstik, diperlukan upaya yang lebih keras.

Di Indonesia ada tiga lembaga pembuat data yakni bank sentral, Kementerian Keuangan dan BPS. Institusi ini merupakan tier 1 untuk data informasi bagi pembuat kebijakan. Kemudian data-data kementerian lain, merupakan tier berikutnya.

"Data informasi statistik yang berkualitas jadi pondasi bagi kebijakan yang cerdas. Ini jadi hal penting bagi semua negara untuk memiliki hal ini. Masih ada banyak ruang untuk peningkatan kualitas data informasi dari lembaga tier 2," lanjutnya.

Memanfaatkan Big Data

Lebih lanjut dia mengatakan, kunci untuk pertumbuhan nasional adalah kebijakan yang lebih baik dan regulasi bisnis yang baik. Penggunaan big data secara tepat bisa membantu ke arah itu, lanjut Boediono.

Menurut dia, perusahaan sasta dan pemerintah adalah produsen big data yang besar dengan informasi yang up to date.

"Jika bisa didigitisasi maka akan jadi kekayaan data yang besar. ini akan secara langsung meningkatkan proses pembuatan data yang dibutuhkan pemerintah dan swasta. Sehingga meningkatkan integrasi dan efisiensi," kata dia.

Namun digitisasi ini masih jadi hal yang menantang, karena IT system di pemerintah belum kompaibel satu sama lain. Selain itu, bujet IT di pemerintahan juga masih kecil.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan International Statistical Institute (ISI) menyelenggarakan konferensi statistik internasional di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini akan berlangsung antara hingga 24 Maret 2017.

Acara ini mengambil tema "Enhancing Statistics, Prospering Human Life." Dalam acara ini sejumlah statistikawan, akademisi dan eneliti internasional merumuskan pengembangan dan pemanfaatan statistik untuk kebijakan.

Menurut keterangan dari pihak BI, acara ini memiliki beberapa tujuan dari sekadar berkumpulnya para stakeholder bidang statistik. Yakni, untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di mata internasional.

Acara ini dihadiri 450 peserta dari kawasan Eropa, Amerika dan Asia. Sementara peserta terbanyak dari Malaysia, India dan Thailand. Acara ini merupakan acara kedua ISI setelah acara serupa di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com