Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor Jagung, Tinggal "Lempar" Saja...

Kompas.com - 29/03/2017, 23:51 WIB
Josephus Primus

Penulis

Setahun sebelumnya, produksi jagung di NTT ada di posisi 647.108 ton. Hingga triwulan 2017, produksi jagung NTT sudah tercatat 680.000 ton.

Merujuk data pada laman pertanian.go.id, per 2016 produksi jagung nasional adalah 19,83 juta ton. Kemudian, sampai dengan akhir 2017 ditargetkan ada kenaikan produksi jagung sebanyak 3,33 juta ton sehingga total produksi menjadi 23,16 juta ton.

Upaya khusus peningkatan produksi jagung dilakukan melalui perluasan lahan tanam dilakukan di berbagai sentra jagung secara nasional. Kawasan itu meliputi NTT, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, dan Lampung.

Ada juga intensifikasi berskala besar memanfaatkan benih unggul antara lain varietas Srikandi Putih hingga mencapai total 1,5 juta hektar lahan. Lahan integrasi jagung pada lahan perkebunan dan hutan sebagaimana dilakukan di Banten angkanya mencapai 724.000 hektar.

Tinggal "lempar"

Sudah barang tentu, niat negara serumpun, Malaysia, membeli jagung hingga tiga juta ton secara bertahap hingga tiga tahun ke depan sejak 2017 bak pucuk dicinta ulam tiba. "Mereka menginginkan jagung dari Indonesia," ujar Amran di kantornya, Jumat (3/3/2017).

Setali tiga uang dengan kiasan seperti gayung bersambut, Pemerintah Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah merealisasikan pembangunan wilayah terdepan sebagai etalase negara.

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan 7 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) adalah kuncinya. Ketujuh PLBN itu ada di Entikong, Aruk, dan Nanga Badau—ketiganya di Kalimantan Barat—, lalu di Mota'aini dan Motamasin di Nusa Tenggara Timur, serta di Skouw, Papua.

Data termutakhir sebagaimana disebutkan Amran adalah tersedianya lahan 60.000 hektar di Sarawak untuk penanaman jagung. Sarawak adalah salah satu negara bagian Malaysia di Pulau Kalimantan. Penyediaan lahan itu merupakan strategi Malaysia mencukupkan kebutuhan jagung yang selama ini dipasok dari Argentina dan Amerika Serikat.

Indonesia, sebaliknya, kata Mentan Amran sudah menyiapkan 50.000 hektar lahan untuk penanaman jagung di Entikong.

"Bisa kita kembangkan hingga 100.000 hektar," tutur Amran sembari memperhitungkan bahwa untuk menjawab kebutuhan Malaysia, Indonesia butuh sekitar 700.000 hektar hingga sejuta hektar.

Ekspor jagung dari wilayah terdepan langsung ke negara tetangga dalam paparan Amran memang berpeluang memotong biaya produksi. Alasannya, jarak tempuh pengiriman terbilang dekat.

Pengalaman pemerintah Indonesia mengirimkan beras ke Papua Nugini dari Merauke pada Senin (13/2/2017) menjadi salah satu acuan. "Kirimnya dengan truk saja,"  kata Amran dalam kesempatan tersebut.

Kembali ke jagung. Bukan tidak mungkin, ekspor jagung ke negara-negara tetangga terwujud cepat dengan berbagai upaya-upaya tersebut. "Ekspor jagung tinggal 'lempar' saja ke Malaysia," ujar Amran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com