Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Berapa Ekspektasi "Return" yang Wajar di Reksa Dana Pasar Uang?

Kompas.com - 03/04/2017, 10:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Dalam investasi, dikenal prinsip high risk high return dan low risk low return. Reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana yang tingkat risikonya paling konservatif. Berapakah ekspektasi tingkat return yang wajar untuk reksa dana pasar uang ini?

Return adalah tingkat pengembalian yang diterima pada saat melakukan investasi. Sementara risk adalah tingkat risiko yang dialami investor. Bentuk risiko bisa berupa tingkat return yang diperoleh lebih rendah dari ekspektasi atau mengalami kerugian dari nilai pokok investasinya.

Dibandingkan jenis lainnya, reksa dana pasar uang hanya berinvestasi pada instrumen pasar uang atau surat berharga yang jatuh temponya di bawah 1 tahun dan memberikan bunga atau kupon seperti deposito dan obligasi.

Untuk itu, potensi tingkat pengembalian reksa dana pasar uang bisa diperkirakan dari tingkat bunga bank dan kupon obligasi jangka pendek yang berlaku. Meski demikian, mendapatkan isi portofolio reksa dana pasar uang secara utuh untuk bisa memperkirakan tingkat return rasanya tidak memungkinkan.

Belum lagi isi portofolio bisa berubah apabila manajer investasi mendapatkan penawaran yang lebih baik atau ada aliran dana keluar masuk ke reksa dana. Untuk itu, tingkat return reksa dana pasar yang wajar bisa dicari melalui pendekatan data historis.

Dengan melihat kinerja selama beberapa tahun ke belakang, bisa diperoleh gambaran kisaran kinerja secara historisnya. Sebagai contoh data perbandingan untuk Panin Dana Likuid yang dikelola Panin Asset Management dan rata-rata reksa dana pasar uang secara umum adalah sebagai berikut :

Infovesta.com, diolah Tabel

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat return secara historis untuk rata-rata reksa dana pasar uang secara umum adalah berkisar antara 4,63 persen - 7,03 persen. Sementara kinerja Panin Dana Likuid berkisar antara 5,5 persen - 6,72 persen untuk periode 2013 – 2016.

Secara historis, terkadang kinerja reksa dana pasar uang bisa di atas dan di bawah rata-rata pasar. Hal ini memang lumrah karena produk yang ada cukup banyak sehingga kinerja manajer investasi terkadang bisa lebih baik, terkadang bisa juga tidak.

Dengan menggunakan data tersebut, bisa disimpulkan bahwa ekspektasi tingkat return yang wajar untuk reksa dana pasar uang adalah sebesar 5-6 persen per tahun.

Apabila anda mendapati reksa dana dengan kinerja di bawah 5 persen, bisa jadi pengelolaan manajer investasi kurang optimal. Sebaliknya jika kinerja reksa dana di atas 6 persen, berarti manajer investasi melakukan pekerjaan yang baik dalam pengelolaannya.

Bagaimana dengan tren suku bunga yang terus menurun?

Dengan tingkat inflasi yang terkendali dan tingkat suku bunga yang terus menurun, sedikit banyak akan mempengaruhi kinerja reksa dana pasar uang. Sebab sebagian besar portofolio investasi ditempatkan pada deposito yang mengikuti suku bunga perbankan.

Meski demikian, perlu diketahui bahwa sistem keuangan di perbankan Indonesia saat ini belum terdiversifikasi secara merata. Artinya ada bank-bank tidak ada masalah dengan pendanaan sehingga bisa memberikan bunga yang rendah, sebaliknya ada juga bank-bank yang sangat butuh pendanaan sehingga berani memberikan tingkat bunga yang tinggi.

Karena rata-rata dana kelolaan reksa dana pasar uang mencapai angka miliaran bahkan triliunan, manajer investasi yang rajin mencari peluang umumnya bisa mendapatkan penawaran yang baik. Belum lagi, karena besarnya dana penempatan tingkat bunganya bisa lebih tinggi daripada standar yang ada.

Alternatifnya, manajer investasi juga bisa menempatkan dana pada obligasi jangka pendek yang umumnya memberikan tingkat bunga di atas deposito. Risiko dari obligasi jangka pendek ini adalah terkadang sulit di cari dan harganya bisa berfluktuasi.

Dengan kombinasi antara obligasi jangka pendek dan deposito, bisa jadi reksa dana pasar uang yang dikelola bisa memberikan tingkat keuntungan yang di atas kisaran 5-6 persen.

Walaupun demikian, investor sebaiknya tetap menggunakan angka 5-6 persen sebagai acuan. Sebab harapan yang terlalu tinggi akan menyebabkan kekecewaan mendalam di masa mendatang apabila kinerjanya tidak sesuai harapan.

Berbeda dengan reksa dana lain yang bisa mengalami kerugian karena harga fluktuasi harga, risiko ini sangat-sangat minim di reksa dana pasar uang.

Apabila ada reksa dana pasar uang yang membukukan kerugian dalam periode 1 tahun dan tidak ada penjelasan yang logis, ada baiknya investor segera mempertimbangkan reksa dana lain.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Jadwal Operasional BCA Selama Libur dan Cuti Bersama Kenaikan Isa Almasih

Whats New
Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Duduk Perkara Gagal Bayar TaniFund sampai Pencabutan Izin Usaha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com