Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Indonesia Suka Beli Properti di Luar Negeri?

Kompas.com - 14/04/2017, 12:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat Indonesia ternyata gemar membeli properti di negara lain. Properti di Singapura dan di Australia ternyata jadi incaran investor properti dari Indonesia.

Demikian menurut hasil survei Rumah.com Property Affordability Sentiment Index. Survei ini dilakukan Rumah.com bersama lembaga riset Intuit Research, Singapura dengan total 1.030 responden dari seluruh Indonesia. Survei ini berlangsung selama November-Desember 2016.

Berdasarkan hasil survei, alasan utama mereka membeli properti di luar negeri karena potensi meraih keuntungan yang lebih baik. Secara persentase, alasan ini mencapai 67 persen dari jawaban responden.

Alasan lainnya yakni hasil sewa yang lebih tinggi (37 persen). Kemudian, sebagai bekal masa pensiun (35 persen). Juga alasan negara asal keluarga responden (35 persen).

Responden lain memilih alasan sebagai tabungan pendidikan anak (34 persen). Mereka juga menilai properti di luar negeri memiliki lingkungan yang lebih baik (30 persen).

Sisanya, memilih properti di luar negeri sebagai perlindungan terhadap inflasi dan risiko depresiasi mata uang (28 persen).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa responden banyak memilih apartemen di Singapura sebagai target investasi. Sementara di Australia, responden lebih banyak memilih rumah tapak sebagai pilihan.

Wasudewan, Country Manager Rumah.com menjelaskan bahwa dengan infrastruktur dan stabilitas keamanan yang baik, tidak mengherankan jika Singapura menjadi pilihan para investor dari Indonesia maupun negara lain di sekitarnya.

Karena infrastruktur juga mempengaruhi kualitas gaya hidup masyarakatnya, termasuk para ekspatriat yang menyewa berbagai hunian di Singapura.

"Negara ini juga memiliki akses transportasi yang bagus untuk menghubungkan warganya secara lokal maupun internasional," kata Wasudewan melalui rilis pers, Kamis (13/4/2017).

Ini pula yang menyebabkan Singapura diganjar penghargaan sebagai Lokasi Terbaik di Asia Pilihan Ekspatriat dan peringkat 25 secara global dari survey Quality of Living yang digelar Mercer awal tahun ini.

Hasil survei Rumah.com ini senada dengan data dari Cushman & Wakefield, perusahaan konsultan properti internasional.

Survei lembaga ini menyebutkan bahwa pada semester I 2016 lalu, orang Indonesia membeli 189 properti dari berbagai kategori di Singapura.

Jumlah tersebut merupakan sebuah peningkatan lebih dari 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dukungan Teknologi

Wasudewan menambahkan, pembelian properti di luar negeri semakin marak, karena teknologi telah membuat proses penemuan investasi properti semakin mudah.

Menurut dia, pembelian properti adalah salah satu keputusan penting, baik untuk kebutuhan dasar maupun investasi.

Karena itu, Rumah.com menyediakan berbagai fasilitas untuk membuat pencari hunian sangat yakin dalam mengambil keputusan.

“Salah satu inovasi kami adalah fasilitas tur 3 Dimensi Matterport, sehingga konsumen dapat menjelajahi seluruh isi rumah maupun apartemen melalui smartphone atau komputer tanpa harus datang ke lokasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com