Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Terpopuler Ekonomi: Susi dan Sri Mulyani Masih jadi Favorit

Kompas.com - 18/04/2017, 07:11 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berita seputar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tetap memiliki daya tarik.

Hal itu terlihat dari berita-berita terpopuler desk Ekonomi Kompas.com awal pekan kemarin, Senin (17/4/2017), yang didominasi oleh berita dari dua menteri tersebut.

Dalam ceramahnya di depan mahasiswa Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Sri Mulyani bercerita panjang lebar seputar kondisi keuangan negara serta harapannya terhadap para mahasiswa.

Sementara itu, ada tulisan mengenai kebijakan Susi Pudjiastuti yang berhasil menggeser penguasaan sumber daya kelautan yang sebelumnya dikuasai segelintir pemodal menjadi dinikmati oleh banyak nelayan kecil.

Dari luar negeri, berita seputar United Airlines masih mendapatkan atensi dari pembaca Kompas.com.

Berikut lima berita terpopuler Ekonomi yang kami rangkum untuk Anda yang mungkin kemarin belum sempat mengikutinya:

1. Susinisasi dan Kalang Kabutnya Negara Tetangga

Indonesia tercatat sebagai negara yang paling agresif berperang melawan illegal fishing dalam tiga tahun terakhir.

Sepanjang kurun waktu tersebut, Indonesia pun kondang seantero dunia sebagai negara yang paling banyak menenggelamkan kapal pencuri ikan.

Sejak akhir 2014 hingga kini, Indonesia tercatat telah meledakkan dan menenggelamkan 318 kapal ikan berukuran besar.

Kebijakan tegas dan berani itu merupakan salah satu gebrakan yang dilakukan Susi Pudjiastuti sejak diangkat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan oleh Presiden Joko Widodo pada Oktober 2014.

2. Insiden Lagi, United Airlines Usir Calon Pasutri dari Pesawat

Selang seminggu setelah insiden petugas menyeret penumpang keluar dari pesawat United Airlines, insiden pengusiran kembali terjadi di Sabtu waktu setempat.

Pasangan dari Houston, Texas, yang akan menikah di Costa Rica diusir keluar dari pesawat oleh petugas federal pada penerbangan Sabtu waktu setempat, dengan alasan yang kurang jelas.

3. Sri Mulyani: Satu Penduduk Indonesia Tanggung Utang Negara Rp 13 Juta

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, saat ini Indonesia masih mencatatkan defisit anggaran dalam neraca keuangan beberapa tahun terakhir.

Menkeu menjelaskan hal itu terlihat dari penerimaan negara tahun ini yang ditargetkan mencapai Rp 1.750 triliun lebih kecil ketimbang pagu anggaran belanja pemerintah sebesar Rp 2.020 triliun. Dengan itu, Indonesia harus berutang Rp 270 triliun untuk menutupi defisit tersebut.

Dengan rasio utang Indonesia yang saat ini sebesar 27 persen dari Gross Domestic Product (GDP) yang sekitar Rp 13.000 triliun, maka setiap penduduk di Indonesia saat ini memiliki utang 997 dollar AS per orang.

4. Uni Eropa Tak Suka Hilirisasi Sawit Indonesia Berhasil

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Panggah Susanto menilai, sikap parlemen Uni Eropa yang mengeluarkan resolusi soal sawit dan pelarangan biodiesel berbasis sawit muncul karena "Benua Biru" itu tak ikhlas kebijakan hilirisasi industri yang dilakukan Indonesia berhasil.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian, nilai ekspor produk hilir pada akhir 2010 hanya 7,2 miliar dollar AS. Kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit sendiri baru mulai digalakkan pada 2011.

Setelah kebijakan itu berjalan, nilai ekspor produk hilir pada 2015 meningkat signifikan menjadi 11,86 miliar dollar AS, dengan asumsi harga produk hilir saat itu 1.000 dollar AS per ton, dan produk hulu 750 dollar AS per ton.

5. Februari 2017, Utang Luar Negeri RI Tumbuh 2,7 Persen

Bank Indonesia (BI) melaporkan, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2017 tercatat sebesar 321,7 miliar dollar AS. Angka ini tumbuh 2,7 persen secara tahunan (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan Januari 2017 sebesar 3,6 persen (yoy).

Berdasarkan kelompok peminjam, perlambatan tersebut dipengaruhi utang luar negeri sektor publik yang tumbuh melambat. Ini seiring dengan utang luar negeri sektor swasta yang tetap menurun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com