Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Berapa Ekspektasi “Return” yang Wajar di Reksa Dana Campuran?

Kompas.com - 25/04/2017, 10:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Reksa dana campuran adalah reksa dana yang memiliki kebijakan berinvestasi pada saham, obligasi dan instrumen pasar uang dengan bobot tidak lebih dari 79 persen. Berapakah return yang wajar di jenis reksa dana ini ?

Dengan komposisi tersebut, secara risk and return, reksa dana ini berada di antara reksa dana pendapatan tetap yang konservatif dan reksa dana saham yang agresif. Meski demikian pada prakteknya, tidak selalu demikian karena batasan kebijakan investasi yang amat longgar.

Berdasarkan ketentuan, pengelolaan reksa dana campuran ditetapkan minimum 1 persen dan maksimum 79 persen pada instrumen saham, obligasi dan pasar uang.

Dengan kebijakan tersebut, bisa saja manajer investasi menyusun portofolio yang agresif dengan komposisi 75 persen saham, 5 persen obligasi dan 20 persen pasar uang, sehingga mirip dengan reksa dana saham.

Bisa juga ternyata manajer investasi menyusun portofolio yang sangat konservatif dengan obligasinya 75 persen dan sisanya pada saham dan pasar uang sehingga mirip dengan reksa dana pendapatan tetap.

Dengan demikian, ketika berinvestasi pada jenis reksa dana ini, investor harus memperhatikan kinerja historis daripada reksa dana tersebut. Jangan sampai investor mendapatkan reksa dana campuran yang tidak sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasinya.

Sebagai contoh, di Panin Asset Management terdapat 4 reksa dana campuran dengan kebijakan investasi yang berbeda-beda terutama di alokasi sahamnya.

Misalkan untuk Panin Dana Prioritas, alokasi di saham sekitar 20-30 persen, Panin Dana Syariah Berimbang sekitar 50 persen, Panin Dana Unggulan sekitar 50 – 60 persen dan Panin Dana Bersama Plus sekitar 60 – 75 persen.

Karena alokasi saham di atas, secara risiko bisa dikategorikan Panin Dana Prioritas profilnya Moderat – Konservatif, Panin Dana Syariah Berimbang – Moderat, Panin Dana Unggulan dan Panin Dana Bersama Plus Moderat – Agresif.

Karena perbedaan karakteristik tersebut, ekspektasi tingkat return dan risiko untuk masing-masing reksa dana juga dapat berbeda. Logikanya reksa dana campuran yang memiliki komposisi saham lebih banyak berpotensi memberikan tingkat return yang lebih tinggi dalam jangka panjang.

Perkiraan Return Menggunakan Rata-rata Kinerja Historis

Untuk memperkirakan tingkat imbal hasil atau return tahunan dari reksa dana campuran, investor dan calon investor bisa menggunakan cara yang sama dengan reksa dana pendapatan tetap yaitu melihat kinerja masa lalu.

Harap diingat selalu bahwa kinerja investasi di masa lalu tidak merupakan jaminan akan terulang di masa mendatang.

(Baca: Berapa Ekspektasi "Return" yang Wajar di Reksa Dana Pendapatan Tetap?)

Berikut ini adalah rata-rata tingkat return reksa dana campuran yang diolah dari situs www.infovesta.com :

Return Rata-rata Reksa Dana Campuran Indonesia 2006 - 2016

Rudiyanto/ Infovesta Return RD campuran

Berdasarkan data di atas, return tertinggi di reksa dana campuran selama periode pengamatan adalah 47,08 persen, sementara terendah adalah pernah rugi hingga -33,82 persen pada tahun 2008.

Selain itu, rata-rata reksa dana campuran juga pernah mengalami kerugian pada tahun 2013 dan 2015 yaitu masing-masing sebesar -1,59 persen dan -7,07 persen. Angka tersebut perlu dipahami sebagai potensi risiko dalam investasi reksa dana campuran.

Jika dirata-ratakan, secara historis rerata kinerja reksa dana campuran adalah 11,82 persen. Mengingat adanya reksa dana campuran yang memiliki profil pengelolaan yang berbeda, maka seharusnya asumsi tingkat return yang wajar untuk reksa dana campuran bisa sangat lebar dengan kisaran antara 11-16 persen per tahun.

Data statistik di atas menunjukkan bahwa meskipun manajer investasi dapat melakukan manuver, misalkan pada saat dirasakan kinerja saham kurang bagus dapat beralih ke obligasi atau pasar uang dan sebaliknya, hal ini tidak terjadi dalam praktek.

Pada saat harga saham turun, kinerja reksa dana campuran juga ikut turun meskipun tidak sedalam reksa dana saham dan sebaliknya.

Adalah hal yang hampir mustahil untuk dapat memperkirakan secara tepat dan konsisten kapan kinerja saham akan membaik dan kapan tidak. Untuk itu, strategi yang digunakan oleh manajer investasi pada umumnya adalah menyusun portofolio yang berimbang antara saham, obligasi dan pasar uang.

Apabila ada yang mengklaim melakukan pengelolaan secara aktif dengan berpindah-pindah dari saham ke obligasi dan sebaliknya, hal ini perlu dibuktikan dengan kinerja historis.

Apakah benar pada saat kinerja saham sedang bagus, tingkat return yang diberikan reksa dana campuran tersebut bisa maksimal seperti saham dan pada saat kinerja saham sedang jelek, kinerjanya tetap positif karena berinvestasi pada obligasi dan pasar uang?

Bisa saja, manajer investasi memang melakukan perpindahan secara aktif, tapi belum tentu waktunya (timing) tepat akibatnya belum tentu menghasilkan kinerja yang baik pula.

Namun jika ada yang mampu melakukan demikian dan bisa mempertahankannya secara konsisten, maka manajer investasi ini tentu mempunyai keahlian membaca kondisi pasar yang tinggi.

Dari pengalaman saya selama berkecimpung di industri ini, rasanya belum ada yang mampu melakukannya secara konsisten. Untuk itu, sebaiknya investor reksa dana campuran memilih reksa dana dengan profil risiko yang sesuai.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com