JAKARTA, KOMPAS.com - Dua hari yang lalu, Rabu (24/5/2017), Indonesia kembali dikejutkan dengan peristiwa ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur. Dua ledakan tersebut menewaskan tiga anggota kepolisian dan dua orang lainnya yang diduga sebagai pelaku.
Beberapa warga pun turut menjadi korban dalam dua ledakan yang terjadi sekira pukul 21.00 tersebut. Akan tetapi, aksi teror itu dipandang tidak mengganggu dan memengaruhi minat investor untuk menanamkan dananya di Indonesia.
Ekonom Eric Sugandi mengungkapkan, dampak aksi ledakan bom di Kampung Melayu tersebut cenderung terbatas. Pasalnya, pemerintah masih mampu mengendalikan situasi politik dan keamanan pasca terjadinya ledakan.
"Pemerintah dan kepolisian juga sudah bergerak cepat menangani kasus ini," ujar Eric ketika dihubungi Kompas.com, Kamis (25/5/2017).
Menurut Eric, investor portofolio dan pelaku pasar sudah bisa membedakan antara kejadian yang mempunyai dampak besar terhadap stabilitas politik dan mana kejadian yang bukan. Selama tidak ada peristiwa politik yang dianggap tak wajar, maka dampaknya terhadap investasi akan terbatas.
"Selama tidak terjadi pergantian rezim dengan cara yang tidak wajar, misalnya kudeta atau revolusi, maka goncangan politik dan keamanan yang masih bisa ditangani pemerintah dampaknya akan terbatas. Kalaupun ada, (dampaknya) jangka pendek saja," ungkap Eric.
Sehingga, Eric menyimpulkan, aksi teror tersebut tidak akan mengubah minat investor terhadap Indonesia. Apalagi, ledakan tersebut terjadi bertempelan pada hari libur nasional dan pemerintah melakukan gerak cepat menangani kasus tersebut.
(Baca: Teror Bom Kampung Melayu Tak Pengaruhi Kepercayaan Investor)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.