Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia: Indonesia Tak Bisa Hanya Andalkan Komoditas untuk Tumbuh

Kompas.com - 15/06/2017, 15:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada tahun 2017 dan 5,3 persen pada tahun 2018. Outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia pun dipandang terus positif.

Dalam laporannya yang bertajuk Indonesia Economic Quarterly edisi Juni 2017, Bank Dunia menyatakan meski mencatat progres signifikan dalam beberapa tahun terakhir, namun implementasi reformasi struktural harus terus dilanjutkan.

Dengan demikian, potensi pertumbuhan ekonomi dapat terus terekspansi dan mencapai angka yang berkesinambungan.

"Berlanjutnya pemulihan harga komoditas global memberikan dorongan bagi ekonomi, melalui pendapatan ekspor dan fiskal," ujar Bank Dunia dalam laporannya, Kamis (15/6/2017).

Namun demikian, harga komoditas cenderung meningkat secara moderat, khususnya baru bara yang diekspektasi melemah pada 2018. Dengan demikian, dukungan harga komoditas terhadap perekonomian cenderung melemah.

Oleh sebab itu, beberapa langkah reformasi struktural harus terus dilanjutkan. Bank Dunia memberi contoh antara lain meningkatkan rasio pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) dan memperbaiki daftar negatif investasi (DNI).

Dengan upaya-upaya tersebut, bersamaan dengan upaya mendorong mesin pertumbuhan alternatif, maka ekonomi Indonesia bisa berkurang ketergantungannya pada ekspor komoditas.

Dalam proyeksi dasar Bank Dunia, investasi diprediksi bakal meningkat. Ini sejalan dengan perbaikan harga komoditas dan membaiknya keyakinan konsumen pasca kenaikan rating oleh Standard & Poor's.

Selain itu, tingkat bunga pinjaman komersial juga lebih rendah. Pertumbuhan ekspor diprediksi bakal meningkat tahun ini dan tetap berlanjut pada 2018.

Ini didorong oleh menguatnya permintaan eksternal sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang lebih cepat dan peningkatan pada perdagangan global.

(Baca: BI Perkirakan Harga Komoditas Menekan Ekonomi Pada 2018)

Kompas TV Apa penjelasan paling masuk akal dari kenaikan harga saham tambang? Apa ini jadi pertanda kita akan melihat harga komoditas naik?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BEI Bakal Berlakukan 'Short Selling' pada Oktober 2024

BEI Bakal Berlakukan "Short Selling" pada Oktober 2024

Whats New
Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Rekrut CPNS, Kemenko Perekonomian Minta Tambahan Anggaran Rp 155,7 Miliar

Whats New
Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Usai Direktur IT, Kini Direktur Bisnis UKM Mundur, KB Bank Buka Suara

Whats New
Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Tingkatkan Literasi Keuangan Syariah, OJK Gelar Sharia Financial Olympiad

Whats New
Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Tiga Pesan Bank Dunia untuk RI, dari Makroekonomi hingga Reformasi Swasta

Whats New
Kisah Anita Dona, 'Nekat' Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Kisah Anita Dona, "Nekat" Dirikan Dolas Songket Bermodal Rp 10 Juta, Kini Jadi Destinasi Wisata Sawahlunto

Smartpreneur
Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Perekonomian Indonesia Disebut Terjaga dengan Baik dan Bisa Hadapi Risiko Ketidakpastian Global

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

IHSG Naik Tipis, Rupiah Ngegas ke Level Rp 16.394

Whats New
BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

BSI dan MES Tawarkan Deposito Wakaf untuk Jaminan Sosial Pekerja Informal

Rilis
Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Industri Pengguna Gas Bumi Usul Program HGBT Dihapuskan

Whats New
Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Tumbuhkan Minat Kewirausahaan PMI, Bank Mandiri Gelar Mandiri Sahabatku dan Kenalkan Fitur Livin’ di Seoul

Whats New
Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Tiket Konser Bruno Mars Bisa Dibeli 27-28 Juni 2024 Lewat Livin by Mandiri

Spend Smart
Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Tesla PHK 14 Persen Karyawan Sepanjang 2024

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Dollar AS Tembus Rp 16.400, Anggaran Subsidi Energi Berpotensi Membengkak

Whats New
Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Bank Dunia: Perpanjangan Bansos Dorong Defisit APBN Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com