Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sejahtera di Kaltim-Kaltara Protes Pencabutan Subsidi Listrik

Kompas.com - 23/06/2017, 07:02 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Tidak sedikit warga pelanggan 900 VA di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara yang mengajukan keberatan lantaran mengalami penyesuaian tarif listrik Perusahaan Listrik Negara.

Sejumlah 138 pelanggan mendaftarkan keberatan pada pemerintah dalam tiga bulan belakangan.

“Sampai akhir Maret 2017 belum ada yang keberatan. Setelah (Maret) itu, muncul 138 wargayang keberatan dan akan terus (bertambah) hingga akhir tahun,” kata Isdenta Sinurat, Manager Niaga PLN Kaltim-Kaltara, Kamis (22/6/2017).

Para pelanggan itu mencatatkan pengaduannya di kantor desa serta kelurahan setempat Isdenta mengatakan, pengaduan hingga pemerintah mengumumkan layak tidaknya pengadu menerima subsidi listrik itu tidak memerlukan waktu lama.

Dari hasil verifikasi diketahui, lebih dari separuh warga yang protes itu memang tetap tidak layak menikmati subsidi listrik.

“Dari ratusan itu, hanya 65 pelanggan yang disetujui bisa menikmati tarif subsidi. Selebihnya tidak,” kata Isdenta.

Isdenta mengisahkan, pengaduan itu menunjukkan warga yang merasa menjadi bagian dari pra sejahtera.

Kenyataan di lapangan, katanya, tim PLN menemukan ada pelanggan yang pemakaian listriknya hingga 200kWh. Daya itu setara dengan rumah-rumah lengkap dengan kipas angin, lemari es, televisi, hingga pendingin ruangan (air conditioner).

Sebaliknya, warga yang akhirnya menikmati tarif subsidi listrik adalah yang pemakaian listriknya kurang dari 70kWh. Tidak sedikit mereka yang mengajukan klaim memakai listrik bahkan hanya 35 kWh. “Itu sama dengan cuma untuk penerangan menggunakan lampu saja,” kata Isdenta.

Pemerintah menerapkan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran, terhitung sejak Januari 2017, yakni subsidi bagi mereka yang masuk kelompok masyarakat dengan ekonomi terendah.

Sebanyak 64.894 pelanggan rumah tangga 900VA didata dan diverifikasi ulang, terdiri 54.261 di Kaltim dan 10.633 Kaltara.

 Jumlah itu berdasar Basis Data Terpadu dari Program Penangan Fakir Miskin yang dikelola Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Dari hasil pencocokan di lapangan, hanya sejumlah  43.291pelanggan yang layak menikmati subsidi listrik dari pemerintah.

Lebih 20.000 pelanggan sisanya akan mengalami penyesuaian hingga 32 persen. Penyesuaian tarif ini berlangsung bertahap, mulai Januari, Maret, dan Mei 2017. “Jadi bukan tarif yang berubah. Tarif tidak berubah. Penetapan TDL terakhir di tahun 2004,” kata Isdenta.

Semua berawal dari rencana pemerintah menerapkan kebijakan subsidi listrik yang tepat sasaran bagi golongan daya 900 VA. Kebijakan ini berlangsung sejak 1 Januari 2017 lalu.

Langkah ini sejalan dengan Undang-Undang No 30 Tahun 2007 tentang Energi dan Undang-undang No 30 Tahun 2008 tentang Ketenagalistrikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com