Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The Fed: Pertumbuhan Ekonomi AS Stabil, Namun Lambat

Kompas.com - 09/07/2017, 16:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve memandang pertumbuhan ekonomi AS stabil, namun dalam laju yang lambat. Hal ini dipaparkan The Fed dalam laporan semitahunannya kepada Kongres.

Mengutip The New York Times, Minggu (9/7/2017), laporan tersebut mendeskripsikan stabilnya pertumbuhan belanja konsumen sebagai basis ekspansi ekonomi yang solid.

Namun, masih ada beberapa alasan bahwa pertumbuhan ekonomi AS masih relatif lambat dibandingkan standar historisnya.

Pada Juni 2017, The Fed menaikkan suku bunga acuannya sebagai sinyal keyakinan atas kekuatan ekonomi AS.

Selain itu, The Fed juga mengumumkan rencana pengurangan neraca hingga akhir tahun 2017 ini.

The Fed menunjuk pada bukti bahwa kreditur mencari kesempatan untuk mengambil risiko yang lebih besar.

Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan dengan peringkat kredit yang buruk dapat meminjam dengan suku bunga yang secara tak biasa dekat dengan suku bunga untuk perusahaan-perusahaan dengan peringkat kredit baik.

"Perbedaannya kini berada hampir di bawah level historikalnya," kata The Fed.

Meskipun demikian, permintaan terhadap pinjaman masih lemah.

Selain itu, menurut The Fed, perbankan melaporkan penurunan permintaan pinjaman selama kuartal I 2017, bahkan jika standar pinjaman dilaporkan tak berubah.

The Fed mempublikasikan asesmennya yang bertajuk Monetary Policy Report dua kali dalam setahun, yakni pada musim dingin dan musim panas.

Gubernur The Fed Janet Yellen mempresentasikan laporan ini kepada Senat.

Wakil Pimpinan The Fed Stanley Fischer menyatakan bahwa ketidakpastian mengenai kebijakan fiskal federal dapat memberatkan ekonomi.

Kalangan bisnis dilaporkan optimis setelah Presiden AS Donald Trump terpilih dalam pilpres.

Optimisme tersebut sebagian didorong harapan bahwa pemerintahan baru dapat menggolkan kebijakan fiskal seperti pemangkasan pajak.

Namun, saat ini optimisme tersebut berubah.

"Pendekatan yang mengkhawatirkan terhadap investasi kemungkinan sebagian merefleksikan ketidakpastian terkait lingkungan kebijakan. Pemberian kejelasan terkait masa depan arah kebijakan sangat diinginkan," ujar Fischer.

Akan tetapi, dalam laporannya, The Fed menyatakan investasi bisnis meningkat secara signifikan pada kuartal I 2017.

Ini berkat peningkatan belanja pada pengeboran dan perlengkapan pertambangan.

Rendahnya tingkat investasi kemungkinan menjadi salah satu alasan lambatnya laju pertumbuhan produktivitas, yakni laju rata-rata tahunan hanya 1 persen. Ini hanya separuh dari laju selama periode 1990 sampai 2004.

Meskipun ekonomi masih dibayangi sejumlah risiko, namun The Fed tidak memberikan peringatan.

Menurut The Fed, vulnerabilitas pada sistem keuangan AS masih dalam kondisi moderat The Fed juga menepis kekhawatiran mengenai likuiditas di pasar finansial.

"Bukti yang ada menunjukkan bahwa pasar finansial mencatat kinerja yang baik dalam beberapa tahun terakhir, dengan sedikit kekhawatiran mengenai likuiditas, baik pada pasar obligasi maupun pasaf aset lainnya," tulis The Fed.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Bakal Diumumkan Hari Ini, Ekonomi Indonesia Diramal Masih Tumbuh di Atas 5 Persen

Whats New
Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Panduan Bayar Tagihan IndiHome di Indomaret dan Alfamart

Spend Smart
Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Simak Cara Melihat Nomor ShopeePay yang Terdaftar

Whats New
Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Cara Mudah Bayar Tagihan Listrik PLN melalui Aplikasi BRImo

Spend Smart
Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Laba Ditahan: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com