Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Domino dari Rentetan Kecelakaan Pesawat Boeing 737 Max-8

Kompas.com - 12/03/2019, 12:31 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pesawat Boeing 737 Max-8 kembali mengalami kecelakaan. Kali ini pesawat Boeing 737 Max-8 yang dioperasikan maskapi Ethiopian Airlines terjatuh dalam perjalanan dari Addis ke Nairobi, Kenya pada Minggu (10/3/2019).

Akibat kecelakaan itu, 149 penumpang dan 8 kru pesawat dikabarkan tewas.

Peristiwa nahas itu terjadi kurang dari lima bulan setelah kecelakaan pesawat Boeing 737 Max-8 milik maskapai Lion Air yang jatuh dan menewaskan 189 orang.

Baca juga: Garuda Indonesia Kurangi Pemesanan Pesawat Boeing 737 Max 8

Terdapat sejumlah kesamaan antara peristiwa jatuhnya Ethiopian ET302 dan Lion Air JT610, antara lain:

1. Pesawat dengan jenis Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Ethiopian Airlines itu serupa dengan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang beberapa bulan lalu.

2.  Baik Ethiopian ET302 maupun Lion Air JT610 sama-sama mengalami kecelakaan sesaat setelah pesawat take-off. Ethiopian ET302 jatuh setelah kurang lebih 5 menit take-off, sementara Lion Air JT610 jatuh 10 menit setelah take-off.

3. Dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip dari Aviation Safety, Senin (11/3/2019), pilot ET302 mengatakan memiliki kesulitan dalam mengendalikan pesawat. Hal itu juga terjadi dalam penerbangan Lion Air JT610 sesaat sebelum jatuh di perairan Karawang. Pilot Lion Air JT610 melaporkan kesulitan mengendalikan pesawat yang menukik beberapa kali.

4. Pilot Lion Air JT610 maupun Ethiopian ET302 sama-sama melaporkan kesulitan mengendalikan pesawat kepada petugas menara ATC. Petugas ATC kemudian memberikan izin untuk kembali mendarat ke bandara.

Namun, sebelum mendarat, ET302 jatuh lebih dahulu, sama halnya dengan Lion Air JT610.

Hingga kini, pihak-pihak terkait sedang mengumpulkan bukti dan penyebab jatuhnya Ethiopian ET302.

Pesawat generasi terbaru Boeing 737 MAX 8 mendarat di Boeing Field seusai menyelesaikan terbang pertamanya di Seattle Washington, Amerika Serikat, 29 Januari 2016. Pesawat ini merupakan seri terbaru dan populer dengan fitur mesin hemat bahan bakar dan desain sayap yang diperbaharui.AFP PHOTO/GETTY IMAGES/STEPHEN BRASHEAR Pesawat generasi terbaru Boeing 737 MAX 8 mendarat di Boeing Field seusai menyelesaikan terbang pertamanya di Seattle Washington, Amerika Serikat, 29 Januari 2016. Pesawat ini merupakan seri terbaru dan populer dengan fitur mesin hemat bahan bakar dan desain sayap yang diperbaharui.

Saham Boeing anjlok#

Imbas kecelakaan Ethiopian Airlines itu berdampak buruk bagi produsen 737 Max 8 itu. Saham pabrikan pesawat Boeing Co menukik tajam pada perdagangan Senin (11/3/2019) waktu setempat hingga menembus 12 persen.

Dikutip dari Reuters, penurunan saham ini dipandang menjadi yang terburuk bagi Boeing dalam hampir dua dekade terakhir. Padahal, pada pekan lalu, saham Boeing mencatat rekor tertinggi hingga mencapai level 446 dollar AS.

Diperkirakan, anjloknya samah Boeing Co ini karena beberapa maskapai yang memutuskan untuk sementara tidak mengoperasikan pesawat Boeing 737 Max 8 pascajatuhnya pesawat Ethiopian Airlines berjenis tersebut.

Baca juga: Lion Air Tak Operasikan 10 Pesawat Boeing 737 Max 8 untuk Sementara Waktu

Selain Pemerintah Indonesia, larangan menerbangkan pesawat penumpang itu juga dikeluarkan oleh pemerintah China.

“Salah satu langkah yang akan dilakukan oleh Ditjen Hubud adalah melakukan inspeksi dengan cara larang terbang sementara (temporary grounded), untuk memastikan kondisi pesawat jenis tersebut laik terbang (airworthy) dan langkah tersebut telah disetujui oleh Menteri Perhubungan,” kata Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub, Polana B Pramesti dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/3/2019).

Sementara Ethiopian Airlines juga mengambil langkah serupa meski tidak ada anjuran ataupun larangan dari pemerintah Addis Ababa.

Namun, sejumlah negara masih mengizinkan pengoperasian Boeing 737 MAX 8 yang dimiliki maskapai mereka sembari memantau perkembangan yang ada.

Dilansir AFP, negara-negara tersebut antara lain:

1. Rusia
Maskapai penerbangan domestik terbesar Rusia, S7 Airlines, memilih tetap mengoperasikan pesawat Boeing 737 MAX 8 mereka sambil menunggu adanya instruksi yang melarang penggunaanya dari pihak produsen pesawat, sementara tetap mengikuti perkembangan penyelidikan.

2. Turki
CEO Turkish Airlines yang memiliki 11 Boeing 737 MAX 8 mengatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan produsen pesawat dan menegaskan bahwa keselamatan penumpang merupakan hal yang paling utama.

Namun, pihak maskapai tidak mengumumkan penangguhan pengoperasian pesawat Boeing 737 MAX 8 mereka dan akan terus menerbangkannya.

Diagram sistem otomatis di 737 MAX untuk menurunkan hidung pesawat.The Air Current Diagram sistem otomatis di 737 MAX untuk menurunkan hidung pesawat.

3. Italia
Maskapai Air Italy mengatakan telah menjalin komunikasi yang intensif dengan pihak otoritas penerbangan dan siap melaksanakan setiap arahan yang diberikan demi memaksimalkan keamanan dan keselamatan penerbangan. Namun, untuk sementara, mereka akan tetap menerbangkan pesawat Boeing 737 MAX 8 mereka.

4. Islandia
Pejabat Icelandair, Jens Thordarson mengatakan bahwa terlalu dini untuk mengaitkan antara insiden jatuhnya Boeing 737 MAX 8 di Etiopia dan di Indonesia.

Karena itu, pihaknya mengatakan tidak ada alasan untuk takut dalam menggunakan mesin pesawat tersebut. Namun, mereka mengatakan, kebijakan masih sangat mungkin berubah sesuai dengan perkembangan penyelidikan.

5. Uni Emirate Arab
Maskapai Flydubai mengatakan saat ini tetap merasa yakin dengan kelaikan terbang Boeing 737 MAX 8 mereka, tetapi mereka tetap akan memantau perkembangan situasi yang ada.

6. Norwegia
Maskapai Norwegian Air Shuttle yang memiliki 18 unit Boeing 737 MAX 8 menegaskan tetap akan menerbangan pesawat mereka.

Baca juga: Pemerintah RI Larang Sementara Maskapai Terbangkan Boeing 737 Max

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com