Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahan yang Kerap Dilakukan Perusahaan Mapan Ketika Ingin jadi "Start Up"

Kompas.com - 29/03/2019, 13:26 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pola manajemen perusahaan start up yag kian menjamur nampaknya mulai dilirik oleh perusahaan-perusahaan yang sudah mapan. Banyak dari mereka yang kemudian berupaya untuk melakukan inovasi agar tak kalah dengan start up untuk bertahan dan berkembang.

Padahal, tidak serta merta apa yang dilakukan oleh start up, baik dalam mengelola bisnis ataupun sumber daya manusiasnya bisa sepenuhnya ditiru oleh perusahaan mapan.

Salah satu penulis buku The Corporate Start Up sekaligus konsultan independen pengembangan sistem inovasi Dan Toma mengatakan, meskipun inovasi adalah hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang masuk dalam kategori sudah mapan, namun kerap kali inovasi juga menjadi paradoks, khususnya bagi perusahaan mapan yang sudah terjebak pada kesuksesan masa lampau.

"Hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan mapan untuk bertahan dan berkembang adalah harus bisa melihat dengan jernih tantangan yang ada di hadapannya," ujar dia di acara Coffe Talk with Dan Toma di Jakarta, Jumat (29/3/2019).

Dia menjelaskan, kesalahan yang kerap terjadi tentang inovasi pada perusahaan mapan adalah adanya anggapan bahwa perusahaan mapan harus bertindak layaknya start up. Padahal, perusahaan mapan bukanlah start up yang visa fokus pada satu gagasan bisnis saja.

Perusahaan harus mampu melakukan eksploitasi untuk mempertahankan keberlangsungan hidup saat ini sembari mengupayakan eksplorasi untuk mencapai keberlangsungan hidup di masa depan.

"Itulah tantangan yang dihadapi oleh perusahaan besar," ujar dia.

Sebuah perusahaan besar dan sudah mapan, seharusnya tidak lagi berusaha untuk menemukan tsrategi untuk menemukan keunggulan kompetitif jangka panjang, melainkan menafaatkan keunggulan kompetitif yang ada secara cepat dan bersiap untuk keunggulan yang hadir berikutnya.

Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan mapan dan besar bukan lagi berokus pada pemikiran desain produk, pengembangan pelanggan, nodel bisnism dan proses produksi saja, tetapi lelbih kepada bagaimana mengembangkan produk baru dengan model bisnis yang berkelanjutan sekaligus menguntungkan.

Ekosistem inovasi perusahaan mapan harus didasarkan pada sistem atau jaringan yang saling berhubungan dan saling berinteraksi. Dan Toma mengatakan, setidaknya terdapat lima prinsip ekosistem inovasi yang harus diciptakan oleh sebuah perusahaan besar yang sudah mapan, yaitu tesis dari inovasi yang diinginkan, portofolio inovasi, kerangka inovasi, akuntansi inovasi, dan praktik inovasi.

"Tesis inovasi dan portofolio inovasi merupakan prinsip yang berfokus pada strategi inovasi, kerangka inovasi dan akuntansi inovasi adalah prinsip yang berfokus pada manajemen inovasi. Sedangkan praktik inovasi merupakan strategi inovasi dan manajemen inovasi yang saling berkaitan satu sama lain," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com