Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Defisit Transaksi Berjalan Melebar, Apa Langkah BI?

Kompas.com - 11/08/2019, 14:23 WIB
Murti Ali Lingga,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia mencatat defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), pada kuartal II 2019 mencapai 8,44 miliar dollar AS atau 3,04 persen dari PDB.

Angka CAD ini melebar jika dibandingkan dengan kuartal I 2019 senilai 7 miliar dollar AS atau 2,6 persen.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, BI yang memiliki fungsi dan tugas soal ini sudah punya strategi untuk meredam pelebaran angka CAD.

"BI itu harus menjaga stabilitas dari nilai tukar (rupiah) kita," kata Destry di Kompleks Gedung BI, Jakarta, Minggu (11/8/2019).

Baca juga: Defisit Transaksi Berjalan Melebar Jadi 3 Persen dari PDB

Destry menuturkan, dari sisi suplai juga harus tetap dijaga dengan baik. Jika hendak mendorong ekspor dan meredam impor, satu hal yang sangat yang menentukan adalah stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

"Kita ingin mendorong ekspor, tapi kalau nilai tukar (rupiah) kita berfluktuasi, itu enggak akan bagus buat para eksportir kita," tuturnya.

Dia menuturkan, jika melihat kondisi itu pihaknya tetap akan kembali pada fungsi dan tugas BI selama ini. Pada pokoknya menjaga stabilitas nilai tukar.

"Bagaimana kita menjaga stabilitas nilai tukar dan menjaga likuiditas dollar itu sendiri. Tentunya, kita juga mengimbau kepada para eksportir untuk mau bersama-sama membawa devisanya ke Indonesia," ungkapnya.

Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Meningkat, Defisit Transaksi Berjalan Diprediksi Melebar

Ia menambahkan, penghasilan atau devisa yang dibawa perusahaan ke dalam negeri tersebut akan sangat bermanfaat. Karena bisa digunakan untuk pembangunan, termasuk untuk pembiayaan impor itu sendiri.

"Karena kita tahu eksportir kita itu memang kebanyakan juga importir. Jadi, kami harapkan dan tentunya sekali lagi likuiditas dari dollar kita harapkan akan membaik ke depannya," jelasnya.

Kendati demikian, Destry tidak menyebutkan berapa persen perusahaan dalam negeri yang belum membawa devisanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com