Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Vape Kian Menjamur, Bisa Serap Berapa Tenaga Kerja?

Kompas.com - 01/09/2019, 14:54 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Bisnis vape kian berkembang seiring dengan terus bertambahnya konsumen rokok elektrik tersebut di Indonesia.

Para pelaku usaha kelas UMKM pun bermunculan menekuni bisnis vape. Salah satunya seperti yang terjadi di Bali dimana toko-rokok penjual vape bertebaran.

"Dari vape ini kita belajar jadi UMKM juga," ujar Ketua Asosiasi Vaporizer Bali (AVB) Gede Agus Mahardika saat berbincang dengan Kompas.com di sela-sela Asia Harm Reduction Forum (AHRF) ke-3 di Seoul, Korea Selatan, Kamis (30/8/2019).

Perkembangan bisnis vape kata dia cukup banyak menyerap tenaga kerja. Terutama ucapnya, tenaga kerja tersebut merupakan anak-anak muda.

Baca juga: Konsumen Diminta Hati-hati Beli Cairan Rokok Elektrik Tanpa Pita Cukai

Saat ini terdapat 68 toko vape yang terdaftar di AVB. Satu tokonya ucap Gede, bisa menyerap tenaga kerja sebanyak 5-12 orang.

Itu artinya, bila rata-rata satu toko punya 8 pekerja saja, maka 68 toko vape di Bali bisa menyerap tenaga kerja 544 orang.

Angka ini ucap Gede, belum termasuk tenaga kerja di tingkat produsen liquid yang jumlahnya bisa sekitar 20 orang untuk satu produsen.

Adapun saat ini terdapat 25 produsen liquid yang sudah memiliki nomor pokok pengusaha kena cukai di Bali. Artinya ada tambahan penyerapan 500 orang tenaga kerja di Bali saja.

Baca juga: Asosiasi: Industri Rokok Elektrik RI Sudah Punya Ribuan Pengecer

"Jadi kalau ini enggak menguntungkan, ya enggak mungkin (usaha berjalan). Penjualan vape ini kan jalan, istilahnya progresnya ada, customer juga banyak," kata dia.

"Saat ini dari 100 persen perokok yang baru nge-vape baru 2 persen, berarti 98 persen pasar belum diolah. Artinya potensi pasarnya masih besar buat UMKM," sambungnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com