JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan menyetop pasokan gas ke Singapura dalam rentang waktu 4 tahun mendatang. Selama ini, Singapura mendapat pasokan gas melalui Lapangan Suban Blok Corridor yang digarap ConocoPhillips.
Penyetopan transmisi gas ini dilakukan untuk meningkatkan stok gas bumi di Indonesia yang diprediksi akan habis sekitar 40 tahun mendatang.
"Jadi gas kita kan banyak di Sumatera, suplai ke Singapura akan habis di 2023. Kita akan tarik ke dalam negeri," ujar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif di Ruang Rapat Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (27/11/2019).
Penyaluran gas ini nantinya akan disalurkan ke pipa Duri Dumai, Riau hingga penyebaran pasokannya merata sampai ke Sumatera. Gas ini akan mengalir menuju Pulau Jawa. Karena gas bumi ini pada akhirnya bisa dimanfaatkan ke seluruh Indonesia.
"Sumatera ke Jawa tinggal sambung dari Cirebon-Gresik. Sumbernya nanti dari ConocoPhillips Saka Kemang sehingga daerah ini tersambung," katanya.
Baca juga : Jonan: Indonesia Tidak Akan Impor Gas
Memperlancar distribusi gas ke seluruh Indonesia, pemerintah pun telah melakukan pendekatan ke beberapa penyalur gas. "Beberapa sumur sudah kami lakukan pendekatan untuk lokasi sehingga bisa sambung pipa dari Dumai," ucapnya.
Adapun pasokan gas di Kalimantan, rencananya akan disalurkan melalui jalur pembangunan pipa Trans Kalimantan. "Kami melihat potensi Natuna Blok D Alfa sangat besar dan bisa ditarik sampai Pontianak turun ke bawah," katanya.
Di lokasi terpisah, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Rudy Suhendar mengatakan, kegiatan usaha hulu migas memiliki kontribusi sekitar 30 persen dari penerimaan negara dan kegiatan ini menjadi kunci dalam penemuan cadangan untuk peningkatan produksi migas nasional.
Sejak 18 tahun yang lalu saat ditemukannya Lapangan Gas Abadi, belum ditemukan lagi cadangan migas nasional yang siginifikan, sehingga produksi migas Indonesia sebesar 85 persen bergantung pada lapangan yang sudah mature.
Oleh sebab itu, dibutuhkan stimulus untuk meningkatkan migas yang mulai terkikis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.