Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Jadi ke China, Banyak Wisatawan Mancanegara yang Alihkan Liburan ke Bali

Kompas.com - 06/02/2020, 07:52 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi Bali mengaku mendapat turis 'kiriman' saat virus corona mewabah.

Turis "kiriman" tersebut merupakan wisatawan yang semula ingin berlibur ke China atau negara lainnya, kemudian berujung tak jadi karena wabah virus corona.

"Kami mendapat tambahan wisatawan yang tadinya bukan ke China itu larinya ke Bali. Jadi ada limpahan juga yang sebelumnya lari ke China akhirnya dia ke Bali," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati saat dihubungi Kompas.com, Rabu (5/2/2020).

Meski mendapat kiriman, pria yang kerap disapa Cok Ace ini mengaku kehadiran wisatawan mancanegara tersebut tidak sebanding dengan wisatawan asal China yang biasanya bertandang ke Bali saat liburan Tahun Baru Imlek.

Baca juga: Wabah Corona, 3.000 Wisatawan Asal China Tertahan di Bali

Cok Ace merinci, sekitar 100.000 wisman China atau 3.000 - 3.500 per hari bertandang ke Bali saat libur panjang Tahun Baru Imlek. Namun dalam 2 hari terakhir, hanya ada sekitar 460 wisman China yang berkunjung ke Bali.

"Tapi tidak sebesar hilangnya jumlah turis China yang sekitar 100.000 per bulan itu. Masih kecil (jumlahnya)," ujar dia.

Cok Ace bilang, minimnya turis asing terjadi karena para wisatawan masih melihat langkah antisipasi Indonesia, khususnya di Bali, dalam menangani virus yang mewabah tersebut.

"Kita harus membuktikan. Tapi kita bersyukur sampai hari ini Indonesia khususnya di Bali belum ada korban dari corona. Sehingga pemerintah provinsi (Pemprov) pun berani langsung mengundang wisatawan datang," ujar dia.

Lebih lanjut Cok Ace menuturkan, turunnya wisatawan China membuat hilangnya potensi pendapatan hotel.

Dia bilang, kontribusi wisatawan asal China di hotel Bali sekitar 17 persen dari total wisatawan. Artinya, hotel di Bali berpotensi kehilangan pendapatan rerata 17 persen.

Hilangnya potensi pendapatan akan lebih tinggi bagi hotel dan restoran di Bali yang pangsa pasarnya khusus untuk wisatawan China. Bukan 17 persen, potensi pendapatan bisa hilang berkisar 95-100 persen.

"Tapi kalau hotelnya tidak fokus ke China, misalnya dia fokusnya di middle east atau Eropa seperti kawasan Ubud, itu hampir tidak terpengaruh," jelasnya.

Sebagai informasi, virus pneumonia mematikan alias virus corona pertama kali menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Hingga Selasa malam waktu setempat, setidaknya sudah ada 490 orang kehilangan nyawa dengan 24.324 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Industri Semen 'Overcapacity', Kemenperin Singgung PR Peningkatan Permintaan Dalam Negeri hingga Ekspor

Industri Semen "Overcapacity", Kemenperin Singgung PR Peningkatan Permintaan Dalam Negeri hingga Ekspor

Whats New
Cara transfer BCA ke blu by BCA Digital lewat ATM dan m-Banking

Cara transfer BCA ke blu by BCA Digital lewat ATM dan m-Banking

Spend Smart
OJK Rilis Pedoman Produk Pembiayaan Musyarakah bagi BPR Syariah

OJK Rilis Pedoman Produk Pembiayaan Musyarakah bagi BPR Syariah

Whats New
Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

Whats New
Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

Whats New
Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

Whats New
Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

Whats New
Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

Whats New
OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

Whats New
Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

Whats New
Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

Whats New
Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

Whats New
Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Whats New
KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

Whats New
Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com