KOMPAS.com – Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan Optimasi Lahan (Opla) rawa seluas 50.000 hektar (ha) di 14 provinsi.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, upaya itu dilakukan guna mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pertanian.
“Opla rawa menjadi salah satu cara untuk memastikan ketahanan pangan Indonesia. Terutama dengan terus meningkatnya konsumsi masyarakat,” kata dia dalam keterangan tertulis.
Nantinya, lahan rawa akan dioptimalkan menjadi lahan pertanian produktif melalui penataan sistem air dan lahan.
Baca juga: Berkat Optimalisasi Lahan Rawa, Luas Tanam Padi di Banjar Meningkat 5 Kali Lipat
“Sepanjang tahun, sebagian lahan rawa tergenang air. Opla rawa harus bisa membantu mengatasinya dengan pekerjaan kontruksi dan perbaikan tanggul atau tata air,” kata Mentan.
Salah satu Opla rawa yang sedang dikerjakan berada di Desa Sebuntal, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Di sana, Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Nusantara menggarap lahan rawa seluas 300 ha.
Kepala Seksi (Kasi) Lahan, Irigasi Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kukar Achmad Yani mengatakan, daerah itu mulanya memiliki produktivitas 3,9 ton per ha.
Baca juga: Pandemi Bisa Sebabkan Krisis Pangan, Peneliti: Cegah Alih Fungsi Lahan Jadi Solusi
Namun, sebagian lahan terdampak air pasang laut atau air asin, sehingga perlu dibuat tanggul dan pintu air atau pintu klep (pintu penahan air pasang).
“Opla rawa sangat membantu petani dalam melengkapi prasarana pertanian yg dibutuhkan,” kata Achmad.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, jumlah alokasi opla rawa di Kalimantan Timur adalah sebesar 1.050 ha.
Total alokasi tersebut tersebar di dua kabupaten, yaitu Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.
“Dengan pengelolaan air yang lebih baik, harapannya sawah rawa bisa digarap sepanjang tahun, baik musim kemarau maupun hujan," kata Sarwo.
Ia melanjutkan, dengan begitu petani tidak lagi hanya bisa menanam padi sekali, melainkan dua atau tiga kali.
Baca juga: Antisipasi Krisis Pangan, Jokowi Perintahkan BUMN Buka Lahan Baru
Menurut Sarwo, opla rawa cocok diterapkan di Kukar untuk membangun sumber daya manusia pertanian.
“Produktivitas padi bisa meningkat. Kalau biasanya 2,7 sampai 3 ton per ha, harapannya menjadi 5 sampai 6,5 ton per ha,” ujar Sarwo.
Opla Rawa, imbuh dia, juga dapat meningkatkan indeks pertanaman (IP) dua kali lipat pada tanaman padi dan jagung.
Kegiatan opla rawa diharapkan dapat terus berlanjut, sekaligus mengerjakan lahan tidur yang masih satu hamparan dengan lahan sawah fungsional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.