Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Langsung Ngebut, Rupiah Masih Tersendat

Kompas.com - 30/09/2021, 09:24 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis (29/9/2021).  Sementara rupiah masih betah di zona merah pada awal perdagangan di pasar spot pagi ini.

Melansir data RTI, pukul 09.10 WIB, IHSG berada pada level 6.200,43 atau naik 37,8 poin (0,61 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.113,11.

Sebanyak 240 saham melaju di zona hijau dan 148 saham di zona merah. Sedangkan 170 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 3,2 triliun dengan volume 2,8 miliar saham.

Baca juga: IHSG Hari Ini Bakal Lanjutkan Kenaikan? Simak Rekomendasi Sahamnya

Pagi ini bursa saham asia mixed dengan kenaikan Shanghai Komposit 0,53 persen, dan Strait Times 0,65 persen. Sementara itu, Nikkei melemah 0,41 persen, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,85 persen.

Sementara Wall Street pagi ini ditutup mayoritas positif dengan kenaikan indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) 0,26 persen, indeks S&P 500 sebesar 0,16 persen. Sedangkan indeks acuan saham teknologi AS, Nasdaq terkoreksi 0,24 persen.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper mengatakan, secara teknikal candlestick membentuk long white body setelah rebound di support moving average 50 disertai stochastic yang membentuk goldencross.

“IHSG berpeluang menguat. Penguatan diperkirakan akan terbatas dikarenakan telah menyentuh area overbought. Pergerakan masih minim sentimen dari dalam negeri,” kata Dennies dalam rekomendasinya.

Adapun rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah. Melansir data Bloomberg, pukul 09.06 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.320 per dollar AS, atau turun 28 poin (0,19 persen) dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.292 per dollar AS.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena isu tapering. Pelaku pasar juga mengantisipasi potensi perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat dengan masuk kembali ke aset dollar AS.

“Tapering masih menjadi sentimen yang bisa menekan nilai tukar rupiah hari ini. Selain itu, pelemahan data indeks aktivitas manufaktur China bulan September juga bisa memberikan tekanan ke rupiah, karena menekan permintaan dan menekan harga komoditi yang menjadi produk ekspor Indonesia,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memproyeksikan hari ini rupiah bisa bergerak melemah pada kisaran Rp 14.320 per dollar AS hingga Rp 14.280 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Ditutup Naik 0,81 Persen, Beli Bersih Asing Capai Rp 1,7 Triliun

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com